GANTI KERUGIAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm dan Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl)

Zahrotul Mutiah, NIM.: 18103060003 (2023) GANTI KERUGIAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm dan Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (GANTI KERUGIAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm dan Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl)) 18103060003_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (3MB) | Preview
	Text (GANTI KERUGIAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm dan Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl)) 18103060003_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Perlindungan anak yang mencakup hak-hak anak sejak dalam kandungan, termasuk hak terhadap perlindungan dari kekerasan seksual. Realitanya kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat. Salah satu faktornya adalah usia anak merupakan usia rentan baik secara fisik maupun psikologi karena mudah untuk dimanipulasi yang dapat berdampak pada psikis anak korban, membahayakan psiko-sosial dan dapat menimbulkan rasa takut yang berkepanjangan. Adanya ganti kerugian terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual menjadi penting dan menarik untuk dikaji, dilihat dari urgensinya dewasa ini, begitu maraknya kasus-kasus kekerasan seksual serta kurang terakomodirnya hak-hak korban terutama korban yang masih berusia anak. Dalam skripsi ini penulis berusaha untuk mengkomparasikan perihal ganti kerugian terhadap anak korban tindak pidana yang terdapat pada Putusan Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm dan Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl untuk melihat sejauhmana implementasi restitusi sebagai bentuk ganti kerugian terhadap anak yang menjadi korban tindak pidana kekerasan seksual. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Pengajian data dilakukan secara deskriptif analitic Pendekatan yang digunakan adalah normatif yuridis dengan teknik analisa data secara kualitatif. Peneliti menggunakan teori restitusi dan diyat dalam membedah problematika terkait pemberian restitusi terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Hasil dari penelitian ini adalah Pengimplementasian ganti kerugian berupa restitusi terhadap anak yang menjadi korban tindak pidana tergambar dari ditetapkannya besaran restitusi pada Serta Putusan Nomor 137/Pid.Sus/2018/PNKdl berkenaan dengan perkara pelecehan terhadap anak, terdakwa dibebankan untuk membayar Restitusi sejumlah Rp.1.050.000,00 (satu juta lima puluh ribu rupiah) sesuai dengan nominal yang dimintakan dalam lampiran LPSK dan putusan Hakim Perkara Nomor 06/JN/2019/Ms.Lsm yang berkenaan dengan perkara pemerkosaan terhadap anak sehingga hakim memutuskan untuk terdakwa membayar restitusi sebesar 15 (lima belas) gram emas murni dengan pertimbangan kondisi keuangan terdakwa sesuai dengan amanat Pasal 51 Ayat (2) Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014. Qanun Aceh sebagai representasi Hukum Islam memberikan ketentuan batasan maksimal ganti kerugian dengan mengkiyaskan besaran Diyat Berat masa Nabi serta diselaraskan dengan keadaan ekonomi masyarakat Aceh. Merupakan sebuah trobosan bagi Qanun dengan menjadikan restitusi sebagai ‘Uqubat Ta’zir Utama, bahkan dalam KUHP yang belum mengenal adanya restitusi, barulah setelah KUHAP mengenalkan konsep ganti rugi dengan cara penggabungan perkara, disusul dengan peraturan-peraturan perundang-undangan lainnya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item