HORIZON BARU HERMENEUTIKA ISLAM Studi Pemikiran Hermeneutika Filosofis Mohammad Mojtahed Shabestari

Fakhri Afif, S.H., NIM.: 21200011064 (2023) HORIZON BARU HERMENEUTIKA ISLAM Studi Pemikiran Hermeneutika Filosofis Mohammad Mojtahed Shabestari. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HORIZON BARU HERMENEUTIKA ISLAM Studi Pemikiran Hermeneutika Filosofis Mohammad Mojtahed Shabestari)
21200011064_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (HORIZON BARU HERMENEUTIKA ISLAM Studi Pemikiran Hermeneutika Filosofis Mohammad Mojtahed Shabestari)
21200011064_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (13MB) | Request a copy

Abstract

Tesis ini merupakan penelitian terhadap pengembangan gagasan hermeneutika Islam dengan memusatkan kajian pada wacana hermeneutika filosofis yang ditawarkan oleh Mohammad Mojtahed Shabestari. Ada dua alasan utama yang melatari pilihan penulis terkait pokok bahasan dan tokoh ini. Pertama, Shabestari adalah sarjana Muslim yang dipandang sebagai sosok pemikir hermeneutika yang bergumul secara intens dengan, dan dipengaruhi oleh, literatur-literatur hermeneutika modern sehingga gagasan-gagasannya dapat dijadikan sebagai salah satu titik tolak untuk memahami pergeseran paradigma hermeneutika dalam tradisi intelektual Islam dari yang sebelumnya bersifat reduktif-pragmatis menuju akademis-apropriatif. Kedua, gagasan hermeneutika filosofis yang dicanangkan oleh Shabestari belum mendapat perhatian yang proporsional oleh para peneliti pemikirannya, mengingat bahwa sebagian besar sarjana masih mengasosiasikan pemikiran hermeneutika Shabestari secara sempit dengan wacana hermeneutika Al-Qur’an. Berangkat dari latar belakang ini, pertanyaan yang ingin penulis jawab dalam tesis ini adalah bagaimana rumusan teori hermeneutika filosofis yang ditawarkan oleh Shabestari dan bagaimana ia mengaplikasikan teori tersebut tatkala bergumul dengan horizon modernitas. Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, penulis mengelaborasi wacana hermeneutika filosofis yang dicanangkan oleh Hans-Georg Gadamer dan memanfaatkan metode deskriptif-interpretatif dalam mengelola data-data penelitian. Dalam penelitian ini, teori hermeneutika filosofis kemudian penulis jadikan sebagai rekan dialog untuk mengonstruksi gagasan hermeneutika Islam Shabestari, melacak horizonalitas pemikirannya, sekaligus menemukan keunikan berikut otentisitasnya. Setelah merumuskan dan mendeskripsikan gagasan hermeneutika Islam Shabestari, penulis kemudian memanfaatkan metode interpretatif untuk mendiskusikan bagaimana Shabestari berinteraksi dengan wacana-wacana yang berkembang di era modern berdasarkan hermeneutika filosofis. Adapun argument utama yang penulis kembangkan dalam tesis ini adalah bahwa gagasan hermeneutika filosofis Shabestari dilatari oleh, dan dimungkinkan melalui, tradisi intelektual Islam Syi’ah di satu sisi, dan pada sisi lain dipengaruhi oleh diskursus filsafat kontinental, terutama wacana hermeneutika modern. Argumen selanjutnya, penulis menemukan bahwa teori hermeneutika filosofis Shabestari dapat mengajukan suatu perspektif baru terkait konsep pemahaman, makna, serta teks dan tekstualitas Al-Qur’an bagi tradisi intelektual Islam sekaligus dapat menjadi basis bagi pengembangan diskursus hermeneutika Islam. Penelitian ini kemudian menghasilkan tiga kesimpulan utama. Pertama, setelah mendiskusikan perkembangan perbincangan hermeneutika di kalangan pemikir Muslim, penulis menemukan adanya penyempitan diskursif dan keterbatasan epistemologis dari dalam perbincangan tersebut, mengingat bahwa wacana hermeneutika hanya ditujukan untuk menafsirkan teks-teks keagamaan. Dalam tulisan-tulisan pemikir Muslim, teori hermeneutika modern yang berkembang dalam tradisi filsafat Barat hanya dielaborasi secara praktis-pragmatis untuk mengonservasi sakralitas teks suci yang diyakini senantiasa relevan dalam segala situasi dan kondisi. Tren semacam ini tidak hanya mereduksi wacana hermeneutika menjadi perangkat metodologis semata, namun juga mempersempit jangkauan diskursifnya. Kedua, mengambil jarak dari tren ini, Shabestari kemudian menyadari perlunya suatu upaya apropriasi yang proporsional terhadap wacana hermeneutika filosofis. Ia kemudian menawarkan teori hermeneutika filosofis yang dapat menjangkaui kompleksitas fenomena pemahaman dan interpretasi dan mendeskripsikannya secara lebih memadai. Tawaran teoretis demikian yang kemudian dapat dijadikan sebagai basis bagi pengembangan wacana hermeneutika Islam. Ketiga, sentralitas dan signifikansi konsep horizonalitas pemahaman manusia dalam gagasan Shabestari, di mana fenomena memahami senantiasa berada di dalam horizon spesifik. Hal ini tidak hanya mengantarkannya pada hipotesis radikal mengenai Al-Qur’an sebagai perkataan Nabi Muhammad, namun juga membantunya dalam melancarkan proses asimilasi terhadap diskursus-diskursus yang berkembang di era modern. Dari sini, penulis juga menemukan bahwa dialektika Shabestari dengan berbagai aparatus diskursif modernitas mencerminkan suatu proses asimilasi dialogis yang tetap berupaya mendekati aparatus-aparatus diskursif tersebut secara fenomenologis sekaligus menghindari pemaksaan pra-pemahamannya sebagai seorang Muslim.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan, S.Ag, MA.
Uncontrolled Keywords: hermeneutika Islam; hermeneutika filosofis; horizonalitas.
Subjects: al Qur'an > Hermeneutika Al Qur'an
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hermeneutika Al Qur'an
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 Jan 2024 14:16
Last Modified: 26 Jan 2024 14:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63270

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum