TRADISI MUNGGAH MOLO DI DESA PEKAJANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH MUHAMMADIYAH

Kastolani, NIM.: 19103060038 (2023) TRADISI MUNGGAH MOLO DI DESA PEKAJANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH MUHAMMADIYAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI MUNGGAH MOLO DI DESA PEKAJANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH MUHAMMADIYAH)
19103060038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI MUNGGAH MOLO DI DESA PEKAJANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH MUHAMMADIYAH)
19103060038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Allah SWT atas diberikan-Nya rezeki untuk membangun sebuah rumah baru. Awal mula adanya tradisi ini adalah bertujuan untuk meminta keselamatan para tukang dan pemilik rumah ketika sedang membangun rumah baru. Tradisi Munggah Molo yang awalnya bertujuan sebagai ritual yang berhubungan dengan hal-hal mistis berubah menjadi ritual meminta keselamatan dan keberkahan kepada Allah SWT dengan cara melakukan sedekah ketika sedang membangun rumah baru. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek dan pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan tokoh Muhammadiyah terhadap tradisi Munggah Molo dan alasan terjadinya perbedaan tokoh Nahdlatul Ulama dan tokoh Muhammadiyah mengenai tradisi Munggah Molo. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dan yuridis, sedangkan penelitian ini menggunakan teori ‘Urf dan Sosiologi Hukum Islam. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan mengenai perbandingan tokoh Nahdlatul ulama dan tokoh Muhammadiyah terhadap tradisi Munggah Molo di Desa Pekajangan, kemudian data yang ada dianalisis hinggga dapat ditarik kesimpulan. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut, ditemukan bahwasanya praktek tradisi Munggah Molo biasanya mulai dilaksanakan pada hari Rabu malam, dengan membaca do’a-do’a yang dipimpin oleh seorang Kiai, kemudian dilanjutkan pada keesokan harinya yakni hari kamis pada jam 11 siang atau setelah waktu dzuhur, dimulai dengan melaksanakan ritual-ritual yang ada dan diakhiri dengan do’a dan makan-makan. Dari praktek tersebut tokoh Nahdlatul Ulama memandang tradisi ini sebagai ‘Urf Ṣaḥīḥ karena di dalamnya mengandung banyak unsur positif, sedangkan tokoh Muhammadiyah memandang tradisi ini sebagai ‘Urf Fasīd karena tidak ada di dalam naṣ dan ada beberapa ritual yang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Selain itu, dalam tradisi Munggah Molo tersebut ditemukan adanya akulturasi budaya dan agama karena sebab perkembangan sosial masyarakat, sehingga menjadi tradisi yang dinilai dapat diterima khususnya oleh pandangan Nahdlatul Ulama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Vita Fitria, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Nahdlatul Ulama; masyarakat Jawa; Muhammadiyah; tradisi
Subjects: Perbandingan Madzhab
Organisasi Masyarakat > Nahdlatul Ulama (NU)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 30 Jan 2024 14:50
Last Modified: 30 Jan 2024 14:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63306

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum