MENJADI KOMUNITAS ARAB-JAWA: PERGULATAN IDENTITAS KELUARGA DANUNINGRAT DI MAGELANG

Wafa Qotrunnada, NIM.: 17105040043 (2023) MENJADI KOMUNITAS ARAB-JAWA: PERGULATAN IDENTITAS KELUARGA DANUNINGRAT DI MAGELANG. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MENJADI KOMUNITAS ARAB-JAWA: PERGULATAN IDENTITAS KELUARGA DANUNINGRAT DI MAGELANG) 17105040043_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (MENJADI KOMUNITAS ARAB-JAWA: PERGULATAN IDENTITAS KELUARGA DANUNINGRAT DI MAGELANG) 17105040043_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menjelaskan mengenai trah keluarga Danuningrat di Magelang yang memiliki dua identitas keturunan yaitu sebagai Arab Alawiyin dan Jawa Keraton. Relitas ini menyebabkan terjadinya perpecahan identitas dalam tubuh keluarga Danuningrat. Menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif, sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder serta teori hierarki strata sosial dan identitas kolektif sebagai pisau analisis dalam pengolahan data. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap alasan terjadinya pernikahan hipergami serta benang merah perpecahan identitas tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pernikahan dengan bangsawan terjadi sebagai bentuk upaya komunitas Arab-Alawiyin mendapatkan strata sosial tertinggi sehingga dapat lebih mudah membaur dan membangun kepercayaan dengan masyarakat serta Pemerintahan Hindia Belanda kala itu. Sedang persoalan perpecahan identitas sudah terjadi sejak pada putra-putri R. Alwi Danuningrat. Tumbuh besar di wilayah Kadipaten membuat adat tradisi Jawa Keraton lebih diajarkan dalam keseharian. Oleh karenanya, sebagian besar putra-putri R. Alwi memilih menjadi Jawa. Namun salah seorang putra beliau bernama R. Ali lebih memilih berkecimpung di dunia pendidikan keagamaan, kemudian lebih memilih menjadi seorang Arab Alawiyin serta mengelompok bersama dengan Komunitas Arab-Jawa Basyaiban di kampung Tuguran, Magelang. Dalam proses afirmasi mempertahankan identitas tersebut, mereka melakukan pernikahan endogami dan terjadi penguatan tradisi Arab Alawiyin di kehidupan berkelompok tersebut.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item