MAKNA NAZR DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU)

Hani Mujahidah, NIM.: 19105030102 (2023) MAKNA NAZR DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MAKNA NAZR DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
19105030102_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (MAKNA NAZR DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
19105030102_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Nazr dalam Islam adalah sebuah konsep yang memiliki makna penting dalam konteks komitmen dan janji kepada Allah SWT. Seiring berjalannya waktu, makna nazr pun telah mengalami pergeseran makna yang mengikuti dinamika masyarakat. Di tengah perubahan sosial, budaya, dan tuntutan zaman, merenungkan kembali makna nazr memiliki urgensi tersendiri. Dalam konteks ini, pemahaman yang lebih luas tentang nazr dapat mengilhami nilai-nilai seperti tanggung jawab, pengorbanan, dan komitmen, yang relevan untuk perkembangan pribadi, sosial, dan spiritual. Dalam penelitian ini, penulis mengusung tiga rumusan masalah. Pertama, Bagaimana pemahaman makna dasar dan makna relasional kata nazr dalam Al-Qur’an. Kedua, Bagaimana perkembangan makna kata nazr secara sinkronik dan diakronik. Ketiga, Bagaimana welthanschauung kata nazr dalam al-Qur’an. Untuk menjawab rumusan masalah, penulis menggunakan pendekatan semantik perspektif Toshihiko Izutsu. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Adapun sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini ialah Al-Qur’an dan terjemahannya, kemudian buku Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur’an karya Toshihiko Izutsu. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa makna dasar kata nazr adalah peringatan. Dalam makna relasional secara sintagmatik, kata nazr memiliki makna ketaatan, pemenuhan dan berhubungan dengan rasa takut. Secara paradigmatik, kata nazr mempunyai hubungan sinonimitas dengan kata al-aiman dan al-'ahd. Sedangkan hubungan antonimitas terjalin dengan kata zalim dan al-gadr. Pada periode pra-Qur'anik kata nazr dikonsepsikan sebagai pengorbanan atau persembahan kepada Tuhan. Pada periode Qur'anik, kata nazr mulai masuk dalam sistem Al-Qur'an yang diartikan sebagai kewajiban terhadap diri sendiri melaksanakan suatu kebajikan yang tidak diwajibkan oleh Allah yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Konsep nazr pada periode pasca Qur'anik diartikan tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, hanya saja pada periode ini, nazr dijelaskan secara rinci oleh para ulama dalam berbagai macam literatur tafsir maupun fiqih, terkait hukum dan aturan dalam melaksanakan nazr. Dalam weltanschauung Al-Qur'an, nazr terletak diantara relasi Tuhan dan manusia atau hamba yang dibingkai oleh syari'at yang dibawa oleh Nabi, inilah yang membedakan antara nazr yang dilakukan pada masa pra-Qur'anik dengan nazr yang sudah masuk dalam sistem Al-Qur'an.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Ayub S.Pd.I., M.A
Uncontrolled Keywords: Ayat Nazr, Semantik Toshihiko Izutsu, Ayat Al Qur'an
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 01 Feb 2024 10:17
Last Modified: 01 Feb 2024 10:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63359

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum