PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DINI SECARA SIRRI (Studi Kasus Di Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang)

Elma Habibah Naila, S. H., NIM.: 21203012029 (2023) PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DINI SECARA SIRRI (Studi Kasus Di Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DINI SECARA SIRRI (Studi Kasus Di Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang)) 21203012029_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (PROBLEMATIKA PERNIKAHAN DINI SECARA SIRRI (Studi Kasus Di Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang)) 21203012029_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Fenomena menikah dini secara sirri di Indonesia merupakan kebiasaan yang melekat pada masyarakat Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Berkembangnya zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi tidak cukup menjadikan masyarakat menghentikan kebiasaan tersebut, begitupun pasca ditetapkannya UU No.16 Tahun 2019 Tentang Batas Minimal Usia Perkawinan 19 tahun serta kewajiban mencatatkan perkawinan dalam Undang-Undang dan KHI. Salah satu daerah yang menjadikan pernikahan dini secara sirri sebagai kebiasaan, dan dilakukan secara beruntun atau bersamaan adalah desa Sukosari Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Mereka beranggapan bahwa tidak ada batasan usia menikah atau batalnya pernikahan yang tidak dicatatkan dalam nash sehingga peraturan pemerintah tidak wajib diikuti. Untuk mengetahui dan memahami motif serta tujuan dilaksanakannya pernikahan dini secara sirri di desa Sukosari secara terus menerus maka penelitian ini dilakukan dengan field reserch atau case study (penelitian lapangan atau studi kasus), dengan menggunakan metode pendekatan empiris-sosiologis. Adapun data-data yang dikumpulkan adalah berdasarkan observasi dan wawancara pada pihak-pihak yang terlibat beserta Undang-Undang dan data pendukung lainnya. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teori tindakan sosial Max Weber dan urf untuk mendalami bagaimana pelaksanaan dan dampak-dampak dilaksanakannya pernikahan dini secara sirri pada masyarakat Sukosari. Hasil penelitian tersebut menemukan 14 kasus pernikahan dini secara sirri di Sukosari sejak tahun 2020 hingga 2023. Dalam pelaksanaannya, latar belakang terjadinya kasus tersebut adalah berlandaskan pada persoalan tradisi dan kekukuhan masyarakat pada syariat Islam. Empat belas kasus tersebut menurut teori sosial Max Weber sesuai dengan tipe tindakan sosial adalah muncul dari motif tindakan tradisional yaitu pernikahan yang dilaksanakan untuk melestarikan kebiasaan menikah dini secara sirri di kalangan masyarakat, khususnya keluarga besar. Kedua, pernikahan dari motif tindakan afektif, yaitu pernikahan yang dilakukan sebab adanya rasa kekhawatiran dan ketakutan pada mitos penolakan pelamar pertama. Ketiga, pernikahan dengan motif tindakan rasional instrumental, yaitu anggapan bahwa pernikahan sebagai instrumen yang efektif untuk mencapai kebaikan dan mengdindari keburukan. Keempat adala rasionalitas nilai, yaitu pernikahan yang dilakukan atas dasar agama dan etika masyarakat setempat. Adapun berdasarkan urf, pernikahan dini secara sirri masyarakat Sukosari merupakan suatu kebiasaan yang tidak mudah untuk dikatakan sebagai urf shohih sebab kegiatan tersebut tidak sesuai dengan regulasi yuridis meskipun dalam prosesnya tidak ditemukan dampak-dampak negatif pernikahan dini secara sirri sebagaimana umumnya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item