IMPLEMENTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA DI DESA SLINGA KABUPATEN PURBALINGGA)

Laela Royana, S.H., NIM.: 21203012064 (2023) IMPLEMENTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA DI DESA SLINGA KABUPATEN PURBALINGGA). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (IMPLEMENTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA DI DESA SLINGA KABUPATEN PURBALINGGA)) 21203012064_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (IMPLEMENTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS ISTRI SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA DI DESA SLINGA KABUPATEN PURBALINGGA)) 21203012064_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap fenomena istri yang berperan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga di Desa Slinga. Desa Slinga terletak di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Purbalingga yang terkenal sebagai daerah penghasil ekspor bulu mata palsu dan rambut palsu, telah membuka peluang perempuan di Purbalingga untuk mendapatkan penghasilan. Hampir merata di setiap desa/kelurahan, salah satunya di Desa Slinga. Telah diatur dalam KHI bahwa menafkahi keluarga adalah sepenuhnya tugas seorang suami. Akan tetapi dalam praktiknya yang terjadi di masyarakat, khususnya Desa Slinga banyak perempuan yang justru bekerja untuk menafkahi keluarga, bahkan menjadi penanggungjawab nafkah keluarga. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan pokok: Bagaimana cara menerapkan kesejahteraan keluarga yang istrinya berperan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarganya? Pertanyaan pokok tersebut dapat diperinci dalam tiga pertanyaan: Mengapa para istri di Desa Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga berperan sebagai pencari nafkah utama? Bagaimana pola relasi keluarga ketika istri berperan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga di Desa Slinga? dan Bagaimana pengaruh peran istri sebagai pencari nafkah utama dalam kesejahteraan keluarga di Desa Slinga?. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi (observation), studi pustaka, wawancara mendalam (indepthinterview) dan dokumentasi (documentation). Penelitian ini memanfaatkan analisis deskriptif kualitatif dan dianalisis dengan teori struktural fungsional Talcott Parsons, teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman, dan teori mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Slinga mengalami proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi hingga fenomena istri sebagai pencari nafkah utama sudah menjadi hal yang biasa. Berdasarkan perspektif mubadalah terdapat lima pondasi kehidupan keluarga yakni komitmen, berpasangan atau berkesalingan, memperlakukan dengan baik, musyawarah, dan saling memberi kenyamanan. Namun tidak semua masyarakat di Desa Slinga menerapkan kelima pondasi tersebut. Selain itu, istri yang berperan sebagai pencari nafkah utama telah menerapkan skema adaption, goal, integration dan latency dalam mempertahankan perkawinannya. Berdasarkan empat bentuk kesejahteraan yaitu economical well-being, social well-being, physical well-being, dan psychological/spiritual mental masyarakat Desa Slinga dapat memenuhi keempat tingkat kesejahteraan tersebut. Apa yang disampaikan dalam KHI dan UU ternyata sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang. Dimana nafkah dibebenakan kepada suami dan istri mengurus urusan rumah tangga. Pada realitanya perempuan bekerja adalah hal yang sudah biasa. Perempuan tidak lagi dianggap sebagai pelengkap dalam rumah tangga, namun menjadi penentu kelangsungan hidup rumah tangga. Perempuan yang bekerja dapat menjadi partner yang sepadan dengan laki-laki.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item