Dewi Amimi, S.H., NIM.: 21203012086 (2023) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEBIJAKAN PEDOMAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID DAN MUSALA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEBIJAKAN PEDOMAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID DAN MUSALA)
21203012086_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEBIJAKAN PEDOMAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MASJID DAN MUSALA)
21203012086_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Penggunaan pengeras suara untuk mengumandangkan azan minimal akan digunakan sebanyak 5 (lima) kali dalam sehari, namun penggunaan pengeras suara di lingkungan masyarakat tidak hanya dipergunakan untuk mengumandangkan azan saja, namun beberapa kegiata keagamaan dan sosial lainya. Oleh sebab itu, pemerintah menerbitkan aturan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama berupa Surat Edaran dengan Nomor SE 05 Tahun 2022 tentang pembatasan pengeras suara di masjid dan musala. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat, karena masyarakat beranggapan bahwa pengeras suara yang dipergunakan untuk mengumandangkan azan serta kegiatan-kegiatan keagamaan lainya merupakan tradisi dan adat istiadat yang masih dipegang teguh oleh masyarakat hingga saat ini. Tidak hanya itu, masyarakat beranggapan dikeluarkanya aturan ini tidak relevan jika dipergunakan di daerah terpencil atau bukan daerah perkotaan, karena pengumandangan azan, maupun salawat dan pengajian-pengajian merupakan soundscape atau bunyi lingkungan, oleh karena itu, terkait permasalahan yang terjadi penulis mengkaji dengan rumusan masalah ialah: pertama, bagaimana tinjauan siyasah dusturiyyah terhadap nilai keadilan terkait Surat Edaran Menteri Agama nomor SE 05 Tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Kedua, bagaimana eksistensi ‘urf memandang peraturan terkait Surat Edaran Menteri Agama nomor SE 05 Tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang dimana dalam pengumpulan data peneliti melakukan penulusuran dan menelaah bahan pustaka (literarut, hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal ilmiah, dan sebagainya). Sehingga dalam penelitian menggunakan pendekatan penelitian normatif secara historis dan terfokus pada pendekatan normatif filosofis. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori siyasah dusturiyyah, serta bagaimana pandangan ‘urf terkait Surat Edaran, dan efektivitas kadilan ditengah masyarakat. Hasil penelitian ini mengungkapkan 2 kesimpulan utama yaitu: pertama,bahwa pembentukan aturan terkait pembatasan pengeras suara ini, tidak dapat diterapkan secara mutlak diseluruh lapisan masyarakat, karena ada yang menolak dan menerima aturan yang dibuat. Kedua, sedangkan jika dilihat dari sisi penerapan ‘urf yang dikelompokkan jika dalam keabsahannya dikumandangkanya azan menggunakan pengeras suara termasuk kedalam ‘urf shahih, sehingga hal tersebut tidak bertentangan dengan nash serta dilakukan secara berulang dan diterima masyarakat namun menyebabkan perbedaan pendapat, ada yang merasa terganggu dan ada yang menikmati, oleh karenanya dari perbedaan pendapat itu bisa dilakukaan telaah kembali, apakah surat edaran itu wajib dilaksanakan atau hanya dilakukan didaerah yang menyetujui saja
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Pembimbing: DR. H. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum. |
| Uncontrolled Keywords: | siyasah dusturiyyah; ‘urf; keadilan dalam Islam |
| Subjects: | Hukum Islam Masjid |
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Islam (S-2) |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 05 Feb 2024 09:43 |
| Last Modified: | 05 Feb 2024 09:43 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63420 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
