AL-QUR’AN DAN MODE BUSANA: STUDI ARKETIPE PAKAIAN PEREMPUAN MUSLIM PERIODE ISLAM AWAL

Dzalfa Farida Humaira, NIM.: 21205031010 (2023) AL-QUR’AN DAN MODE BUSANA: STUDI ARKETIPE PAKAIAN PEREMPUAN MUSLIM PERIODE ISLAM AWAL. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AL-QUR’AN DAN MODE BUSANA: STUDI ARKETIPE PAKAIAN PEREMPUAN MUSLIM PERIODE ISLAM AWAL) 21205031010_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (AL-QUR’AN DAN MODE BUSANA: STUDI ARKETIPE PAKAIAN PEREMPUAN MUSLIM PERIODE ISLAM AWAL) 21205031010_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Standar berpakaian bagi perempuan terbentuk atas penghayatan komunitas muslim yang sebagian besar terjadi melalui penyempitan makna umum atas Q.S. An-Nūr [24]: 31 dan Q.S. Al-Ahzāb [33]: 59, dampaknya terlihat dari pembekuan kode busana pada gaya berpakaian tertentu, contohnya dengan jilbab atau “busana syar’i”. Pemaknaan terhadap wahyu ini cenderung mengalami stagnasi dari segi kanonisasi busana yang terus berfokus pada ketentuan menutup bagian tubuh. Penelitian ini mengasumsikan adanya variabel signifikan yang mestinya dipertimbangkan dengan cermat saat mendiskusikan masalah pakaian bagi perempuan muslim, yakni perhatian terhadap praktik berbusana para sahabat perempuan di masa Nabi saw. sebagai pembaca pertama wahyu. Perhatian terhadap praktik berbusana mereka menegaskan kegelisahan peneliti terhadap fenomena standardisasi berpakaian dan pembekuan kode busana, yang mana hal ini dapat dijelaskan melalui analisis arketipe untuk mengungkap pola-pola dasar dalam fleksibilitas dan kompleksitas pakaian para perempuan periode Islam awal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian berupa kajian pustaka yang memberlakukan prosedur analisis terhadap sumber kepustakaan. Dengan menggunakan teori arketipe yang diadaptasi secara induktif dari pemikiran Carl Jung, penelitian ini ditempuh untuk menjawab tiga rumusan masalah berikut, yakni deskripsi tentang mode busana perempuan dalam Al-Qur’an dan literatur keislaman, pola dasar busana perempuan Arab dan sekitarnya sebelum Islam muncul, dan pembentukan arketipe pakaian perempuan periode Islam awal di tengah pertautan kultur dan pemahaman mereka terhadap wahyu. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Al-Qur’an pada dasarnya mengisyaratkan keluwesan berbusana dari segi pemilihan jenis pakaian yang dibuktikan dengan variasi term busana yang disebut Al-Qur’an dan keluasan makna yang disampaikan mufasir. Namun, terdapat signifikansi yang luput dari arus utama penafsiran tentang tuntunan berpakaian bagi perempuan di atas kewajiban menutup tubuh dan kepala, yakni orientasi keamanan dan keselamatan mereka dari tindakan asusila. Sementara itu, hasil studi tentang arketipe pakaian perempuan muslim menunjukkan urgensi pola arketipal busana Arab sebagai rantai keterkaitan kultur dan keberulangan motif, simbol, atau gambar yang terwariskan secara tidak sadar dalam praktik berpakaian mereka. Adapun pola arketipal busana Arab secara material adalah desain yang relatif longgar, lebar, dan banyak diadopsi dari Persia dan Yunani-Romawi yang berbagi kultur secara ekstensif dari Mediterania Timur. Secara arketipal, praktik berbusana perempuan periode Islam awal mengalami keberulangan pola dari segi adaptasi kultur material yang sebelumnya juga terjadi dan sama-sama berbagi kesamaan dalam aspek modifikasi sebab kondisi khusus. Pandangan tentang arketipe pakaian ini menghasilkan argumentasi bahwa tidak ada kode pakaian syar’i secara rigid, sebab busana sahabat perempuan sejak awal sudah bervariasi dan merupakan keberlanjutan kultur material yang diadaptasi dan dimodifikasi, termasuk khimār dan jilbāb yang secara teknis sudah dipraktikkan secara kultural, adapun Islam hanya memperbarui cara pemakainnya dengan tujuan kemaslahatan dan penegasan identitas muslimat.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item