RELASI BENCANA DAN DOSA (Studi Analisis Ma'na-cum-Maghza terhadap Q.S. Al-A'raf [7]: 81, Q.S. Al-Nahl [16]: 112 dan Q.S. Ar-Rum [30]: 41)

Tongku Ali Ginting Hasibuan, NIM.: 19205032067 (2023) RELASI BENCANA DAN DOSA (Studi Analisis Ma'na-cum-Maghza terhadap Q.S. Al-A'raf [7]: 81, Q.S. Al-Nahl [16]: 112 dan Q.S. Ar-Rum [30]: 41). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (RELASI BENCANA DAN DOSA (STUDI ANALISIS MA'NA-CUM-MAGHZA TERHADAP Q.S. AL-A'RAF [7]: 81, Q.S. AL-NAHL [16]: 112 DAN Q.S. AR-RUM [30]: 41)) 19205032067_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (RELASI BENCANA DAN DOSA (STUDI ANALISIS MA'NA-CUM-MAGHZA TERHADAP Q.S. AL-A'RAF [7]: 81, Q.S. AL-NAHL [16]: 112 DAN Q.S. AR-RUM [30]: 41)) 19205032067_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Tulisan ini mengeksplorasi ayat-ayat bencana dan dosa dalam al-Qur’an dengan pendekatan ma’nā-cum-maghzā. Latar belakang penelitian ini berangkat dari banyaknya orang-orang yang meyakini bahkan mengklaim bahwa setiap kali bencana alam terjadi itu adalah azab, sebuah peringatan sekaligus hukuman dari Tuhan akibat dari perbuatan manusia yang tidak sesuai dengan perintah-Nya. Beberapa ayat yang digunakan sebagai argumen tentang bencana disebabkan oleh dosa, yaitu: Q.S. al-A’rāf: 81, Q.S. al-Naẖl: 112, Q.S. ar-Rūm: 41. Dengan berpegang pada ayat ini, bencana dipandang selalu berkaitan dengan perilaku buruk manusia yang berakibat pada datangnya bencana dan azab. Pemahaman seperti ini mengakibatkan kebanyakan manusia lebih memilih untuk menghakimi dan saling tuding kanan-kiri. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode analisis ma’nā-cum-maghzā. Sumber data penelitian ini yaitu: teks Al-Qur’an, kamus lisān al-‘Arab, teks-teks kitab lain di luar al-Qur’an, dan kitab-kitab tafsir yang membahas tentang nuzūl al-Qur’ān (makro dan mikro). Selain itu, literature lain baik berupa buku, artikel, makalah yang memuat penjelasan tentang bencana dan dosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, makna historis dari 1) Q.S. al-A’rāf: 81, kaum Nabi Luth menggauli sesama laki-laki lewat duburnya semata-mata hanya ingin melampiaskan syahwat tanpa ada keinginan memperoleh keturunan. Oleh karena itu, mereka disebut orang yang melampaui batas. 2) Q.S. al-Naẖl: 112, Allah telah membuat sebuah perumpamaan dengan sebuah negeri yaitu kota Makkah yang dahulunya aman lagi tenteram dan rezekinya berlimpah ruah. Akan tetapi penduduknya mendustakan Nabi-Nya sehingga Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan. 3) Q.S. al-Rūm: 41, kerusakan di darat dan di laut adalah karena perbuatan maksiat dan kezaliman yang dilakukan manusia. Allah tampakkan kerusakan tersebut agar manusia merasakan akibat dari apa yang telah mereka kerjakan kemudian kembali kepada Allah. Kedua, signifikansi fenomenal historis dari Q.S. al-A’rāf: 81, Q.S. al-Naẖl: 112, Q.S. ar-Rūm: 41, yaitu: perbuatan dosa mengundang datangnya bencana. Penyimpangan seksual, kufur nikmat (mendustakan Nabi) dan perusakan terhadap lingkungan menyebabkan datangnya teguran dan azab dari Allah. Azab dari Allah diturunkan untuk menghukum orang-orang yang berbuat kerusakan, maksiat dan dosa. Ketiga, signifikansi fenomenal dinamis dari Q.S. al-A’rāf: 81, Q.S. al-Naẖl: 112, Q.S. ar-Rūm: 41, yaitu: 1) Manusia harus ikut serta dalam menjaga keberlangsungan hidup mereka dari bahaya dan bencana dengan perbuatan-perbuatan salih. 2) Setiap manusia berkewajiban untuk menjaga hartanya dari keburukan pemanfaatan harta pada hal-hal yang berlawanan dengan tuntunan Allah. 3) Setiap manusia bertanggungjawab untuk menjaga alam ini dengan perbuatan salih. Siapa saja orang yang berbuat dosa dan pelanggaran berarti ia telah merusak bumi.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item