TRADISI SIRAMAN SEDUDO DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK PERSPEKTIF TOKOH AGAMA DAN TOKOH ADAT

Nur M. Yasin Kahfi, NIM.: 19103060039 (2023) TRADISI SIRAMAN SEDUDO DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK PERSPEKTIF TOKOH AGAMA DAN TOKOH ADAT. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI SIRAMAN SEDUDO DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK PERSPEKTIF TOKOH AGAMA DAN TOKOH ADAT)
19103060039_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRADISI SIRAMAN SEDUDO DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK PERSPEKTIF TOKOH AGAMA DAN TOKOH ADAT)
19103060039_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Tradisi Siraman Sedudo merupakan suatu upacara ritual yang diadakan setiap satu tahun sekali pada Bulan Suro dalam Kalender Jawa atau dalam Kalender Islam adalah bulan Muharram. Upacara ritual merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang diatur dengan hukum masyarakat yang berlaku. Keyakinan yang kuat akan pentingnya tradisi Siraman Sedudo membuat sebagian besar masyarakat memandang Siraman Sedudo suatu tradisi yang harus dilestarikan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Masyarakat Desa Ngliman berkeyakinan bahwa Siraman Sedudo merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada tuhan. Hal ini yang melatarbelakangi penyusun melakukan penelitian ini, dimana fokus dari penelitian ini adalah untuk mengeksploarasi tradisi Siraman Sedudo di Desa Jajar, terutama terkait perbedaan pandangan tokoh adat dan tokoh agama Islam terhadap tradisi Siraman Sedudo. Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis komparatif dengan mendeskripsikan objek penelitian mengenai tradisi Siraman Sedudo. Adapun metode yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Iapangan (field research), Adapun pengumpulan data dilakukan dengan wawancara ke beberapa tokoh tokoh adat dan tokoh-tokoh agama di Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan mendeskripsikan permasalahan kemudian menganalisis dan membandingkan dua pandangan tokoh adat dan tokoh agama tentang tradisi Siraman Sedudo. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, tradisi Siraman Sedudo memiliki fungsi yang tampak jelas (fungsi manifes) dan fungsi yang tersembunyi (fungsi laten). Tradisi Siraman Sedudo memiliki fungsi manifes sebagai ekspresi keagamaan dan ritual, seperti ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan dan sebagai media untuk membersihan jiwa dan raga. Selain itu, juga digunakan sebagai sarana permohonan keselamatan dan berkah dari Tuhan. Sementara itu, fungsi laten dari tradisi Siraman Sedudo adalah memfasilitasi interaksi sosial dengan keluarga dan masyarakat setempat. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diterimanya tradisi Siraman Sedudo adalah bentuk kesenian dari nenek moyang yang harus dilestarikan. Dalam pandangan tokoh adat mengenai tradisi Siraman Sedudo ialah Siraman Sedudo merupakan tradisi yang harus dilestarikan, karena masih banyak masyarakat yang berkeyakinan bahwa Siraman Sedudo sebagai metode ungkapan rasa syukur terhadap leluhur yang telah membuka Desa Ngliman dan diniatkan untuk menjaga tradisi sebagai ajang menjalin keharmonisan antar sesama masyarakat Desa Ngliman. Sedangkan tokoh agama Islam juga berpendapat bahwa tradisi Siraman Sedudo tetap harus dilestarikan karena melestarikan budaya itu hukumnya wajib.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Nurdhin Baroroh, S.H.I, M.S.I.
Uncontrolled Keywords: Tokoh Adat, Tokoh Islam, Tradisi Siraman Sedudo
Subjects: Adat Istiadat
Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 16 Feb 2024 11:06
Last Modified: 16 Feb 2024 11:06
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63793

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum