KOMODIFIKASI DALAM PRODUKSI RUANG PADA KOMPLEKS MAHA VIHARA MOJOPAHIT DESA BEJIJONG, TROWULAN, MOJOKERTO

Muhammad Mukhlis Ardianto, NIM.: 19205022050 (2024) KOMODIFIKASI DALAM PRODUKSI RUANG PADA KOMPLEKS MAHA VIHARA MOJOPAHIT DESA BEJIJONG, TROWULAN, MOJOKERTO. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KOMODIFIKASI DALAM PRODUKSI RUANG PADA KOMPLEKS MAHA VIHARA MOJOPAHIT DESA BEJIJONG, TROWULAN, MOJOKERTO) 19205022050_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (KOMODIFIKASI DALAM PRODUKSI RUANG PADA KOMPLEKS MAHA VIHARA MOJOPAHIT DESA BEJIJONG, TROWULAN, MOJOKERTO) 19205022050_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Maha Vihara Mojopahit sebagai tempat ibadah dan Buddhist Centre di Mojokerto bersifat terbuka pada siapapun yang ingin berkunjung. Keberadaan Rupang atau Patung Buddha Tidur pada kompleks Maha Vihara memiliki potensi sebagai objek wisata. Patung Buddha Tidur mendapatkan anugerah dari Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai Patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia dan nomor tiga di dunia. Penghargaan tersebut membuat Patung Buddha Tidur mendapatkan esksposur tinggi dan dikenal oleh masyarakat luas. Seiring berjalannya waktu, Patung Buddha tidur menjadi obyek wisata yang merupakan salah satu ikon wisata kabupaten Mojokerto. Maha Vihara Mojopahit sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha di Mojokerto dan sekitarnya, mengalami produksi ruang baru. Ruang baru tersebut adalah menjadi objek wisata yang dibentuk oleh para aktor. Ruang-ruang sosial berupa aktivitas antar umat beragama juga ikut terbentuk di dalamnya. Adanya ruang-ruang baru mengaburkan Maha Vihara sebagai ruang mutlak untuk beribadah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data dan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap informan yang terkait dengan Maha Vihara Mojopahit serta dokumentasi. Teori Produksi Ruang dari Henri Lefebvre dan teori komodifikasi sebagai pisau analisis digunakan untuk melihat fenomena komodifikasi dalam produksi ruang yang terbentuk pada kompleks Maha Vihara Mojopahit. Selain itu, juga melihat tentang perebutan arus kapital pada kompleks Maha Vihara Mojopahit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik spasial yang terdapat pada Maha Vihara Mojopahit meliputi beberapa aktivitas, seperti: aktivitas ibadah, aktivitas wisata, dan aktivitas uri-uri budaya. Sedangkan dalam konsep representasi ruang, menunjukkan bahwa penambahan tata ruang Maha Vihara Mojopahit dan Patung Buddha dirancang Bhante Viriyanadi Mahathera bersama Yayasan Lumbini. Konsep ini melahirkan ruang abstrak berupa ruang wisata. Adapun konsep ruang representasional menunjukkan bahwa terjadi tarik-menarik antar ruang yang memunculkan dua ruang dominan, yaitu ruang khusus peribadatan umat Buddha dan ruang khusus pengunjung. Ruang diferensial dibentuk melalui batasan dan aturan yang ditetapkan untuk menjaga ruang peribadatan tetap sakral. Pemenuhan pelbagai fasilitas penunjang merupakan salah satu bentuk terjadinya ruang komodifikasi. Komodifikasi tidak tidak hanya terbentuk pada aspek ekonomi, melainkan juga terbentuknya aspek sosial berupa aktivitas sosial antar umat beragama yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Selain itu, keberadaan arus kapital pada kompleks Maha Vihara Mojopahit dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan kapital, mulai dari: Pemerintah desa, para pedagang, dan petugas parkir di area Maha Vihara Mojopahit.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item