PENCARIAN TUHAN NABI IBRAHIM AS DALAM QS. AL-AN‘AM [6]: 74-79 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN

Lailatul Khasanah, NIM.: 20105030119 (2024) PENCARIAN TUHAN NABI IBRAHIM AS DALAM QS. AL-AN‘AM [6]: 74-79 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENCARIAN TUHAN NABI IBRAHIM AS DALAM QS. AL-AN‘AM [6]: 74-79 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN)
20105030119_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PENCARIAN TUHAN NABI IBRAHIM AS DALAM QS. AL-AN‘AM [6]: 74-79 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN)
20105030119_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Qur’an merupakan sebuah kitab yang diturunkan sebagai pedoman hidup. Karena itu, dalamnya memuat banyak nilai mulai dari perintah, larangan, kisah, dll. Ayat kisah merupakan ayat-ayat yang menceritakan suatu kisah pada masa lampau, biasanya merupakan kisah para Nabi ataupun orang-orang sholeh. Namun, kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an telah terjadi pada masa lampau dengan latar belakang masa lampau juga. Sedangkan, Al-Qur’an merupakan kitab yang sholih likulli zaman wa makan. Dengan begitu, sudah menjadi tugas para mufassir untuk dapat membaca ayat kisah yang ada dalam Al-Qur’an dengan latar masa lampau tersebut untuk dibaca dan dapat diambil ibrahnya pada masa kini. Salah satu kisah yang menarik dalam Al-Qur’an ialah kisah Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim as yang terdapat dalam QS. al-An‘am [6]: 74-79. Dalam kisah ini terdapat dialog Nabi Ibrahim as mengenai benda-benda langit yang mulanya dikira sebagai Tuhan, namun berakhir dengan penyangkalan karena benda-benda langit tersebut tenggelam. Dari ayat kisah ini terdapat banyak maqasid yang belum digali oleh mufassir sebelumnya yang dapat dijadikan ibrah pada masa kini. oleh karena itu, penulis menggunakan perspektif Tafsir Maqasidi untuk dapat menemukan maqasid terdalam dari ayat kisah ini dan relevansinya dengan konteks kekinian. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu library research (penelitian kepustakaan) dan menggunakan perspektif Tafsir Maqasidi Abdul Mustaqim. Adapun prosedurnya ialah dengan melihat kondisi historis dan genealogis ayat Al-Qur’an, memahami kontruksi kebahasaan yang ada pada Al-Qur’an, serta dengan mengamati maqasid terdalam yang terkandung pada ayat baik yang terlihat secara eksplisit maupun implisit. Skripsi ini berargumen bahwa Tafsir Maqasidi tidak hanya diperuntukkan bagi ayat hukum saja, namun juga dapat diaplikasikan pada ayat kisah. Hasil dari penelitian ini adalah dengan membaca QS. al-An‘am [6]: 74-79 dengan perspektif tafsir Maqasidi dapat menggali maqasid dari ayat tersebut. Secara eksplisit, terdapat dua maqasid asy-Syari‘ah yaitu hifz ad-din dan hifz al-‘aql. Selain itu, secara implisit penulis menemukan maqasid al-’ammah yang terkandung dalam ayat kisah ini yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, semua orang berhak memiliki pilihan namun ketika pilihan tersebut salah harus dapat intropeksi diri, saling mengingatkan dalam kebenaran, dan moderat. Penafsiran ayat ini juga relevan dengan konteks kekinian karena dapat memberikan pelajaran untuk tidak berlaku durhaka kepada kedua orang tua, moderat dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak adanya alasan untuk para ateis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Aida Hidayah, S.Th.I., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Pencarian Tuhan Nabi Ibrahim as, tafsir Maqasidi, QS. al-An‘am [6]: 74-79
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 20 Feb 2024 14:04
Last Modified: 20 Feb 2024 14:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63921

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum