PENAFSIRAN ATAS Q.S. AL-ANBIYA’ [21]:106-108 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA

Syaekhudin, NIM.: 20205031028 (2024) PENAFSIRAN ATAS Q.S. AL-ANBIYA’ [21]:106-108 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN ATAS Q.S. AL-ANBIYA’ [21]:106-108 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA)
20205031028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN ATAS Q.S. AL-ANBIYA’ [21]:106-108 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA)
20205031028_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Islam dikenal dengan agama yang menyayangi didasarkan pada ayat raḥmatan lil ‘ālamīn sebagaimana tercantum pada Q.S. al-Anbiyā’ [21]: 107 menjadi perdebatan panjang oleh para mufassir dari era klasik hingga kontemporer mengenai siapa saja yang mendapat rahmat. Perdebatan ini dikarenakan para mufassir mengabaikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya dan tidak memandang bahwa ayat tersebut turun ketika awal Islam. Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dengan menggunakan teori ma’na-cum-maghza. Adapun langkah-langkah penelitian yaitu mengungkap signifikansi historis dengan menemukan makna historis ayat dengan melakukan analisis secara linguistik, intratekstualitas, intertekstualitas, analisis konteks historis dan mengungkap pesan utama ayat. Kemudian mengungkap signifikansi dinamis kontemporer dengan menentukan kategori ayat. Mereaktualisasikan pesan utama dan memperkuat signifikansi dinamis kontemporer dengan menggunakan ilmu pengetahuan lain. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimana al-ma’nā al-tarikhī (makna historis) Q.S. al-Anbiyā’ [21]:106-108? 2. Bagaimana al-maghza al-tarikhi (signifikansi historis) Q.S. al-Anbiyā’ [21]:106-108? 3. Bagaimana al-maghza al-mutaharrik al-mu’ashir (signifikansi dinamis kontemporer) Anbiya Q.S. al-Anbiyā’ [21]:106-108? Hasil penelitian ini adalah al-maghza al-tarikhi (signifikansi historis) dari Q.S. al-Anbiyā’ [21]:106-108 adalah pertama, Allah memerintah kepada Nabi Muhammad merespon orang-orang Makkah dengan positif. Kedua, Nabi Muhammad diperintah untuk mengajarkan kasih sayang kepada seluruh makhluk. Ketiga, monoteisme. Adapun al-maghza al-tarikhi (signifikansi historis) Q.S. al-Anbiyā’ [21]:106-108 adalah pertama, larangan melakukan kekerasan atau paksaan dalam berdakwah. Kedua, Islam sebagai agama yang inklusif. Yaitu agama yang terbuka dan mau menerima kebenaran dari sumber lain. Ketiga, yaitu larangan mengkafirkan orang yang bukan berasal dari golongan Agamanaya. Antar aagama harus terjalin komunikasi, karena kebenaran tidak dapat di klaim pada satu kelompok agama

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Phil. Sahiron, S.Ag., M.A.
Uncontrolled Keywords: Rahmatan Lil Alamin, Dakwah, Kasih Sayang
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 21 Feb 2024 09:30
Last Modified: 21 Feb 2024 09:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63938

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum