KONTROVERSI INTERPRETASI KEADILAN DALAM AL-QUR’AN: ANTARA KEADILAN TUHAN DAN KEADILAN MANUSIA DALAM TAFSIR MODERN

Yusran Djama, NIM.: 21205032030 (2024) KONTROVERSI INTERPRETASI KEADILAN DALAM AL-QUR’AN: ANTARA KEADILAN TUHAN DAN KEADILAN MANUSIA DALAM TAFSIR MODERN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONTROVERSI INTERPRETASI KEADILAN DALAM AL-QUR’AN: ANTARA KEADILAN TUHAN DAN KEADILAN MANUSIA DALAM TAFSIR MODERN) 21205032030_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (KONTROVERSI INTERPRETASI KEADILAN DALAM AL-QUR’AN: ANTARA KEADILAN TUHAN DAN KEADILAN MANUSIA DALAM TAFSIR MODERN) 21205032030_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini membincang persoalan teologi khususnya keadilan Tuhan dalam Modern. Persoalan ini menjadi persoalan yang muncul dikalangan Islam awal terutama dikalangan kelompok Islam Mu’tazilah dan Asy’ariyah. Kedua kelompok memahami keadilan Tuhan dilihat dari ayat-ayat dengan narasi bahwa Tuhan tidak akan mendzalimi hamba-hamba-Nya. Diantara lain ayat itu yakni surah QS. al-Anbiya’;47, QS. Yasin;54, QS. Fusshilat;46, QS. al-Nisa’; 40, QS. al-Kahfi;49, QS. al-An’am 160 dan 54, QS. al-Imran;9 Keduanya memaknai ayat tersebut untuk mendukung kelompoknya. Para akademisi telah banyak mendiskusikan tema persoalan teologi Islam Klasik. Namun pada tulisan ini, persoalan yang sama akan diulas kembali dengan pembacaan sudut pandang dalam Tafsir modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi interpretasi keadilan Tuhan dan keadilan manusia dalam tafsir modern. Adapun kitab yang dipilih yakni tafsir al-Manar karya Rasyid Ridha dan tafsir fi dzilal al-Qur’an karya Sayyid Qutb. Penelitian ini dalam bentuk deskriptif analitis dengan pendekatan teori hermeneutika Hans G. Gadamer yang meliputi empat teorinya yakni; historically effected, preunderstanding, fussion oh horisom, dan application. Hasil dari penelitian yaitu; pertama, Interpretasi tafsir modern terkait keadilan terdapat perbedaan antara keadilan Tuhan dan keadilan manusia. Keadilan Tuhan merujuk pada surah QS. al-Anbiya’;47, QS. Yasin;54, QS. Fusshilat;46, QS QS. al-Kahfi;49, QS. 160 dan 54, yang dimaknai bahwa Allah tidak akan mendzalimi hamba-hambanya, segala perbuatan baik dan buruk akan mendapatkan balasan, Namun, semua perbuatan tersebut Mutlak bagi tuhan. disisi lain keadilan tolak ukurnya juga terdapat pada manusia dengan dasar yang terdapat di QS. al-Nisa’; 40, QS. al-Imran; 9 QS. al-An’am: 54. Ayat ini dimaknai bahwa segala perbuatan baik dan buruk akan mendapatkan balasannya, baik muslim maupun non-muslim. Sebab semua itu didasarkan pada pertimbangan akal. Kedua, berdasarkan pembacaan hermeneutika Gadamer, historically effected mufassir modern terpengaruh oleh kondisi sosial-historis saat menafsirkan ayat tersebut. Preunderstanding, mufassir modern dalam tafsiran ayat tersebut memainkan munasabah ayat serta memasukkan perdebatan doktrinasi terhadap keadilan Tuhan, sehingga membentuk suatu prapemahaman. disisin lain prapemahaman juga terlihat dari penafsirannya serupa dengan mufassir klasik diantara lain seperti Ibnu Abbas, Ibnu Katsir, dan ath-Thabari. Fussion of horison bahwa mufassir modern berbeda dengan penafsiran-penafsiran klasik yang banyak memasukkan riwayat untuk menjelaskan suatu narasi ayat. Disisi lain, tafsir modern terlihat banyak kemiripan dengan mufassir klasik walapun tidak mencamtumkannya sehingga terlihat terjadi pertemuan antara subjektivitas pembaca, dan Objetivitas teks. Application mufassir modern dengan pemikiran teologisnya memberikan kemampuan pada akal agar umat Islam harus meninngalkan pada paham fatalisme, yang berakibat stagnasi. Disisi lain, pandangan Teologi yang cenderung pada teo-sentris mengantarkan pada homo-sentris.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item