AL-QUR’AN SEBAGAI INSTRUMEN PENYEMBUHAN GANGGUAN JIWA: RESEPSI DAN RELASI AL-QUR’AN DI PONDOK TETIRAH DZIKIR, KUTON, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA

Jumilah, NIM.: 20105030153 (2023) AL-QUR’AN SEBAGAI INSTRUMEN PENYEMBUHAN GANGGUAN JIWA: RESEPSI DAN RELASI AL-QUR’AN DI PONDOK TETIRAH DZIKIR, KUTON, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AL-QUR’AN SEBAGAI INSTRUMEN PENYEMBUHAN GANGGUAN JIWA: RESEPSI DAN RELASI AL-QUR’AN DI PONDOK TETIRAH DZIKIR, KUTON, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA)
20105030153_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (AL-QUR’AN SEBAGAI INSTRUMEN PENYEMBUHAN GANGGUAN JIWA: RESEPSI DAN RELASI AL-QUR’AN DI PONDOK TETIRAH DZIKIR, KUTON, BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA)
20105030153_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena penyembuhan gangguan kejiwaan melalui dzikir-dzikir yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an di Pondok Tetirah Dzikir Yogyakarta. Fenomena ini menunjukan adanya pola interaksi Al-Qur’an dengan manusia, yang tidak hanya secara informatif sebagai sumber informasi, dan performatif sebagai sumber aksi, namun juga secara mistik sebagai kekuatan yang mendobrak jiwa para santri bina yang rusak dan tertutup. Pola interaksi yang kompleks ini jika diselidiki sudah ada sejak zaman Nabi ini, maka dapat dilihat dari praktik ruqyah dengan menggunakan QS. al-Fa>tih{ah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat. Fenomena tersebut sekiranya turut mendukung teori bahwa keberadaan kitab suci, yang dalam hal ini adalah Al-Qur’an, tidak hanya terletak pada apa yang tertera di dalam kitab suci tersebut, tetapi juga pada resepsi atau pemaknaan dinamis yang dihasilkan oleh komunitas yang mengimani dan menerima kesakralan kitab tersebut (i.e., umat Muslim) sepanjang sejarah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukann untuk membaca relasi antara Al-Qur’an dan subjek di Pondok dalam fenomena penyembuhan dengan dzikir dan amliyah yang memuat ayat Al-Qur’an sehingga membawa santri pada kesembuhan, sedangkan santri memiliki keterbatasan dalam melaksanakan dengan mandiri dzikir dan amaliyah penyembuhan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-analitis untuk mengkaji lebih mendalam pola interaksi relasional antara Al-Qur’an dan manusia, khususnya di Pondok Tetirah Dzikir. Untuk membantu menjelaskan fenomena tersebut, digunakan tiga teori, yaitu teori resepsi, fungsi, dan relasi kitab suci sebagai kerangka analisisnya, Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan realitas yang ada, dalam pengumpulan data digunakan pendekatan fenomenologi dan etnografi. Untuk menjelaskan fenomena tersebut, terlebih dahulu diuraikan bagaimana praktek penyembuhan gangguan jiwa melalui amaliyah-amaliyah tarekat yang diterapkan di Pondok Tarekat Dzikri, disertai dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berada di sekitaran amaliyah-amaliyah tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis lebih lanjut tentang bagaimana pola resepsi Al-Qur’an yang termanifestasi dalam amaliyah-amaliyah tersebut, yang itu membentuk bagaimana relasi Al-Qur’an dengan manusia di Pondok Terirah Dzikri, dengan memperhatikan secara mendalam pandangan dari para subyek yang terlibat dalam menjalankan amaliyah tersebut secara langsung. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa di Pondok Tetirah Dzikir Yogyakarta, Al-Qur’an tidak hanya ditempatkan sebagai sumber ajaran dan pedoman hidup, sebagaimana yang dianut oleh umat Muslim pada umumnya, namun lebih utama sekali diposisikan sebagai obat yang digunakan dalam proses penyembuhan gangguan jiwa. Adanya hubungan relasional yang ditentukan oleh mode resepsi serta fungsi Al-Qur’an bisa diamati keberadaannya melalui amaliyah-amaliyah yang secara rutin dilakukan oleh para santri yang berada di pondok tersebut. Dalam praktek penyembuhan tersebut ditemukan tiga mode resepsi yaitu eksegesis, fungsional, dan esteteis. Akan tetapi hubungan relasional antara subjek dan Al-Qur’an tidaklah sesederhana itu. Dalam proses penyembuhan terjadi sebuah fenomena berupa dorongan-dorongan mistik (mystical force) oleh Al-Qur’an yang menyebabkan adanya dobrakan kesadaran para santri bina melalui amaliyah yang secara pasif atau tidak langsung dipraktekkan oleh mereka. Fenomena ini menunjukan bahwa Al-Qur’an di Pondok Tetirah Dzikir tidak hanya eksis dalam ranah informatif dan performatif, namun juga dalam ranah mistik-ontologis di mana Al-Qur’an hadir dan membawa santri bina untuk berkontemplasi sehingga mendapatkan kesadaran dan kesembuhan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Nafisatul Mu’awanah, M.A.
Uncontrolled Keywords: Al-Qur’an sebagai obat; Pondok Tetirah Dzikir; resepsi kitab suci; relawan; Santri Bina
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Pendidikan Islam (Pesantren) > Pondok Pesantren
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 Feb 2024 14:45
Last Modified: 26 Feb 2024 14:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64070

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum