KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ISLAM (STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA DAN YUSUF AL-QARADHAWI)

Surya Aurima Bustani, NIM.: 04360061-03 (2010) KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ISLAM (STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA DAN YUSUF AL-QARADHAWI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ISLAM (STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA DAN YUSUF AL-QARADHAWI))
BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ISLAM (STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA DAN YUSUF AL-QARADHAWI))
BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kepemimpinan perempuan dalam Islam adalah suatu kegiatan dalam segala aspek kehidupan yang dilakukan oleh perempuan yang dapat mengatur dan mengantarkan ke tujuan dengan segala sarana yang ada dan berpegang teguh kepada syariat Islam. Kepemimpinan perempuan dalam Islam dianggap menyalahi kodartnya sebagai makhluk ciptaan Allah apabila hal ini diterapkan dalam wilayah domestik atau kehidupan rumah tangga. Sebab dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa pemimpin dalam rumah tangga adalah seorang laki- laki, karena Allah mencipatakan laki- laki dengan kemampuan lebih daripada yang dimiliki seorang perempuan. Tapi hal ini tidak berlaku apabila diterapkan dalam wilayah publik. Sebab perempuan sebagai manusia mukallaf sama halnya sebagai lakilaki, dia berhak untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di segala bidang wilayah publik, mislanya: politik, pendidikan, dan sosial budaya. Banyak tokohtokoh Islam pada zaman Rasulullah yang tidak menyetujui atau menentang seorang perempuan menjadi pemimpin, karena mereka menganggap perempuan itu lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk pemimpin sebuah kegiatan atau organisasi. Hal ini juga mendapat perhatian dari dua tokoh Islam yang berbeda zaman untuk membahas masalah kepemimpinan perempuan yang dipaparkan dalam karya tulis ini. Kajian yang dilakukan penyusun adalah pembahasan kepemimpinan perempuan dalam Islam yang dtinjau dari pendapat Yusuf al-Qarađāwi dan Buya Hamka. Pendapat kedua tokoh tersebut didasarkan pada dalil-dalil yang membahas tentang kepemimpinan seorang perempuan. Yusuf al-Qarađāwi dan Buya Hamka berpendapat bahwa kepemimpinan perempuan dalam wilayah publik diperbolehkan dan sah hukumnya. Tapi kedua tokoh itu memaknai dalil yang sama dengan cara yang berbeda, hal ini disebabkan adanya perbedaan cara berpikir dari kedua tokoh tersebut. Perbedaan itu terletak pada ketegasan dan kejelasan Yusuf al-Qarađāwi dalam memaknai dalil yang membolehkan adanya kepemimpinan seorang perempuan di wilayah publik. Sedangkan Buya Hamka tidak setegas dan sejelas Yusuf al-Qarađāwi. Dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan perempuan dalam Islam khususnya dalam wilayah publik, itu diperbolehkan menurut pendapat Yusuf al-Qarađāwi dan Buya Hamka, sehingga kaum peremuan dapat lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya sebagai pemimpin dalam segala aspek kehidupan tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: H. Wawan Gunawan, S. Ag., M. Ag. dan Hj. Fatma Amilia, S. Ag., M. Si.
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan Perempuan, Yusuf Al-Qaradawi, Buya Hamka
Subjects: Perbandingan Madzhab
Gender
Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 26 Feb 2024 15:21
Last Modified: 26 Feb 2024 15:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64080

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum