PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK KUNTOWIJOYO DAN INTEGRATIF-INTERKONEKTIF M. AMIN ABDULLAH (PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI)

Dwi Afriyanto, NIM.: 20204012018 (2022) PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK KUNTOWIJOYO DAN INTEGRATIF-INTERKONEKTIF M. AMIN ABDULLAH (PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK KUNTOWIJOYO DAN INTEGRATIF-INTERKONEKTIF M. AMIN ABDULLAH (PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI)) 20204012018_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK KUNTOWIJOYO DAN INTEGRATIF-INTERKONEKTIF M. AMIN ABDULLAH (PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI)) 20204012018_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Dikotomi keilmuan merupakan problem fundamental dalam pendidikan Islam. Praktik pendidikan yang menghadapkan ilmu agama dengan sains modern secara parsial dan kontradiktif menyebabkan krisis relevansi yang tidak memecahkan banyak persoalan, tertutup untuk pencairan alternatif-alternatif yang lebih mensejahterakan manusia, dan penuh bias-bias kepentingan keagamaan, ras, etnis, filosofis, ekonomis, politik, gender, dan peradaban. Reintegrasi epistemologi keilmuan dalam pendidikan Islam, merupakan keniscayaan dan mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan yang semakin kompleks. Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengkaji dan mengkomparasi pendidikan profetik Kuntowijoyo dan integratif-interkonektif M. Amin Abdullah perspektif ontologi, epistemologi, aksiologi. Penelitian ini berbasis library research, bersifat deskriptif-analitis, dengan pendekatan filosofis dan pedagogis. Hasil penelitian tesis ini adalah: 1) secara ontologi, pendidikan profetik berusaha menghadirkan nilai kenabian dalam konteks kekinian yang memiliki dasar tradisi akademik dan milieu kondusif, memiliki daya kolektif untuk terus bergerak progresif secara kontinu dengan pilar transendensi dibarengi dengan pilar humanisasi dan liberasi. Pendidikan integratif-interkonektif berusaha menghadirkan pendidikan Islam yang holistik-integralistik dengan mencangkup hadarah al-nash, hadarah al’ilm, dan hadarah al-falsafah dimana dalam proses pembelajaran, keilmuan tersebut tidak dikaji secara parsial melainkan dikaji secara integratif-interkonektif; 2) secara epistemologi, pendidikan profetik berdasarkan pandangan mengenai Tuhan, nabi, dan ilmu serta memiliki cita-cita yang didasarkan pada humanisasi, liberasi, dan transendensi sebagai tema dalam pendidikan Islam dengan sumber pengetahuan dari wahyu dan akal. Pendidikan integratif-interkonektif berdasarkan pandangan hadarah an-nash, hadarah al ilm, dan hadarah al-falsafah yang memiliki hubungan keilmuan saling menghargai, membangun dan mendukung (konfirmasi-integratif) dengan jaring laba-laba keilmuan teoantroposentrik-integralistik yang menyatukan sumber pengetahuan wahyu dan akal; 3) secara aksiologi, nilai pendidikan profetik dan integratif-interkonektif adalah: nilai spiritual keagamaan, nilai amanah dan jujur, rendah hati, nilai apresiatif, nilai tanggung jawab, nilai kerja keras (mandiri, kreatif, dan inovatif), nilai ketelitian, nilai kritis, nilai toleransi, dan nilai cinta ilmu; 4) secara komparatif, pendidikan profetik memiliki desain sistem pendidikan menggunakan dasar filsafat dan budaya profetik humanisasi, liberasi, dan transendensi. Pendidikan integratif-interkonektif memiliki sistem pendidikan holistik-integralistik dengan dasar filsafat dan budaya hadarah an-nash, hadarah al ilm, dan hadarah al-falsafah.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item