ETIKA TANGGUNG JAWAB EMMANUEL LEVINAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PENOLAKAN PENDIRIAN GEREJA OLEH UMAT MUSLIM DI KOTA CILEGON

Fajar Sidik, NIM.: 19105010007 (2024) ETIKA TANGGUNG JAWAB EMMANUEL LEVINAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PENOLAKAN PENDIRIAN GEREJA OLEH UMAT MUSLIM DI KOTA CILEGON. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ETIKA TANGGUNG JAWAB EMMANUEL LEVINAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PENOLAKAN PENDIRIAN GEREJA OLEH UMAT MUSLIM DI KOTA CILEGON)
19105010007_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ETIKA TANGGUNG JAWAB EMMANUEL LEVINAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PENOLAKAN PENDIRIAN GEREJA OLEH UMAT MUSLIM DI KOTA CILEGON)
19105010007_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

KKehidupan beragama di Indonesia hingga saat ini masih saja diwarnai dengan sikap intoleransi. Agama Islam selaku agama mayoritas selalu mendapat sorotan lebih manakala penganutnya bersikap intoleran kepada umat agama lain, meskipun sebetulnya sikap intoleran ini kadang kala dilakukan juga oleh umat dari agama-agama minoritas. Sudah tentu sikap intoleran ini perlu dihindari (selaku Muslim khususnya) sebab sikap tersebut merusak citra Islam Rahmatan Lil’alamin, Islam yang kehadirannya mampu mewujudkan kedamaian dan cinta kasih bagi manusia juga semesta alam. Pada kondisi demikian, pembumian etika menjadi penting untuk diperbincangkan. Lebih spesifik lagi, etika yang menyoal betapa pentingnya berlaku baik kepada yang beda dari kita, yang sama sekali asing bagi kita. Pada titik ini, etika Emmanuel Levinas penting untuk diteliti. Produk etika yang digagasnya bermula dari diskriminasi yang dialami Levinas dan keluarganya sebagai Yahudi oleh Nazi. Dari latar tersebut, Levinas dengan etikanya begitu meluhurkan seluruh yang asing, yang berbeda dari aku. Kita (sebagai sang Aku) digambarkan Levinas sebagai pelayan yang tunduk dan bersikap baik terhadap orang lain. Topik penelitan ini adalah etika. Penelitian terhadap topik tersebut dibatasi pada lingkup pemikiran Emmanuel Levinas. Ada dua masalah pokok yang dikaji. (1) Bagaimana konsep etika tanggung tanggung jawab Emmanuel Levinas? (2) Bagaimana relevansinya dengan tindakan intoleransi antar umat beragama di Indonesia, khususnya pada tindakan penolakan pendirian gereja oleh umat muslim di Kota Cilegon? Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan filosofis. Sumber datanya diambil dari buku-buku bacaan (kepustakaan/literatur research). Adapun sumber data primer penelitian ini adalah karya Levinas yang berjudul “Totalité Et Infinite: Essai Sur L’Extériorité” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Alphonso Linggis dengan judul Totality and Infinity: An Essay on Exteriority. Penulis juga menggunakan artikel-artikel yang memuat isu-isu intoleransi di Indonesia, khususnya fenomena penolakan pendirian Gereja oleh umat Muslim di Kota Cilegon. Hasil penelitian menemukan bahwa Etika bagi Levinas bukanlah cara menghidupi prinsip moral, bukan paham baik dan buruk, bukan hidup dengan taat pada peraturan-peraturan. Levinas mengawali dengan ungkapan bahwa yang etis terjadi saat sang Aku bertemu dengan sang Liyan (orang lain). Dan menjadi manusia yang beretika adalah merespon perjumpaan tersebut dengan tanggung jawab terhadap sang Liyan. Bagi Levinas wajah orang lain itu begitu hebat, ia bisa menginterupsi kebebasan sang Aku, wajah dengan maksud yang dibawanya selalu berhasil membuat yang melihatnya merespon bahkan sebelum seseorang itu mengucapkan sesuatu apapun. Selain itu juga Levinas menyinggung bahwa yang biasa terjadi saat manusia berjumpa dengan sesuatu yang asing adalah ia selalu berusaha menguasai yang asing untuk didefinisikan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sang Aku terbiasa dengan egoismenya selalu menganggap semuanya bisa disikapi sesuai keinginannya. Levinas dengan etikanya berupaya menjabarkan betapa orang lain itu sama sekali unik, tidak bisa diprediksi, dan tak bisa kita taklukan. Orang lain justru berada di atas sang Aku, Aku bertanggung jawab sebagai pelayan untuk seluruh wajah yang menghadap kepadaku. Relevansinya dengan fenomena penolakan gereja di Kota Cilegon adalah adanya abstraksi membuat mereka merasa bisa memperlakukan orang lain dalam kasus ini umat Kristiani sesuai dengan abstraksinya. Abstraksi ini berujung pada kegagalan mereka memaknai orang lain. Kegagalan memaknai orang lain membuat sang Aku semena-mena/keliru mengambil sikap. Adanya abstraksi warga Cilegon terhadap umat Kristiani sebagai pembunuh ulama-ulama di Banten di masa lalu membuat mereka bersikap intoleran, dengan banyak menolak pendirian Gereja, salah satunya yang paling baru (kasus terdekat) saat penulis melakukan penelitian adalah penolakan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Maranatha di lingkungan Cikuasa, Kelurahan Gerem, Kec. Grogol, Kota Cilegon.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Intoleransi; Penolakan Pendirian Gereja; Etika; Tanggung jawab
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Filsafat Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 21 Mar 2024 09:38
Last Modified: 21 Mar 2024 09:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64424

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum