MAKNA SIMBOLIK BANGUNAN MASJID AGUNG KRATON YOGYAKARTA

Ana Faridha, NIM.: 05510026 (2010) MAKNA SIMBOLIK BANGUNAN MASJID AGUNG KRATON YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MAKNA SIMBOLIK BANGUNAN MASJID AGUNG KRATON YOGYAKARTA)
BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (MAKNA SIMBOLIK BANGUNAN MASJID AGUNG KRATON YOGYAKARTA)
BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Masjid marupakan bagian yang penting dalam Islam, karena masjid merupakan tempat untuk beribadah kepada Allah, sedang secara cultural atau budaya, masjid merupakan tempat bersosialisasi dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu, masjid dijadikan sarana penanaman budaya Islam. Masjid Agung Yogyakarta merupakan hasil perpaduan dari tiga budaya, yaitu budaya Jawa, budaya Hindu dan budaya Islam. Penelitian ini mencoba untuk “menguak” makna-makna yang terkandung dalam bangunan dan benda yang ada di masjid Agung Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) dalam pengumpulan data, (a) observasi langsung, (2) wawancara, (3) dokumentasi. (2) dalam analisis data, (a) deskriptif analitik (b) interpretasi filosofis. Obyek dalam penelitian ini adalah bangunan, perangkat, yang ada di masjid Agung, penataan ruang dan sengkala. Di antaranya; dalam segi bangunan, ruang utama, serambi, pasucen, pawestren, pagongan, gapura atau regol, benteng blumbang, pajangan, dan mihrab. Sedang perangkat, di antaranya mustaka, mimbar khotib, maksura, bedug dan kenthongan. Dalam memaknai beberapa obyek tersebut menggunakan interpretasi filosofis. Makna dari setiap sisi bangunan masjid Agung Yogyakarta tidak bisa lepas dari konteks pada waktu terbangunnya masjid tersebut. Masjid Agung terletak satu lingkup dengan kraton Yogyakarta, selain itu pula pendiri masjid Agung ini adalah Sultan Hamengkubuwono I, sehingga nuansa budaya jawa sangat kental baik dari segi bangunan maupun dalam pemaknaannya. Hal ini merupakan nilai positif, dimana Islam, dalam hal ini baik budaya maupun ajarannya, dapat bersifat fleksibel. Islam merupakan budaya yang datang ke pulau Jawa, yang mana memiliki bentuk yang berbeda dengan budaya Jawa. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah, karena para penyiar agama Islam (Walisanga) dapat mengelaborasi antara budaya Jawa dengan Islam, baik dalam hal budaya maupun ajarannya. Sehingga menjadi sebuah konsep yang bisa diterima oleh masyarakat, bukan itu saja, tetapi masyarakat Jawa berbondong-bondong masuk Islam. Bangunan masjid Agung Yogyakarta memiliki banyak makna, yang semuanya menjadi tuntunan hidup manusia di dunia. Semua bangunan menyiratkan apa yang harus diperhatikan manusia dalam mengarungi kehidupan, terutama terkait dengan hubungan vertikal maupun horizontal, yaitu hubungan dengan Allah dan manusia. Dua hubungan tersebut harus berjalan seiringan agar manusia dapat selamat baik di dunia maupun di akhirat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Zuhri. S.Ag. M.Ag
Uncontrolled Keywords: Masjid Agung Kraton Yogyakarta, Simbol Bangunan, Kebudayaan
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Masjid
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 21 Mar 2024 14:02
Last Modified: 21 Mar 2024 14:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64468

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum