INTUISI PADA JAMA’AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSABANDIYYAH (TQN) PURWAKARTA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI SUFI ROBERT FRAGER

Lutfiah Sani, NIM.: 19200012053 (2024) INTUISI PADA JAMA’AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSABANDIYYAH (TQN) PURWAKARTA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI SUFI ROBERT FRAGER. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (INTUISI PADA JAMA’AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSABANDIYYAH (TQN) PURWAKARTA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI SUFI ROBERT FRAGER)
19200012053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (INTUISI PADA JAMA’AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSABANDIYYAH (TQN) PURWAKARTA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI SUFI ROBERT FRAGER)
19200012053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Para filosof Islam meyakini bahwa Islam memiliki sejumlah pilar utama dalam pencarian kebenaran (epistemologi), salah satunya adalah intuisi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti intuisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terasahnya intuisi jama’ah Tarekat Qadiriyyah wa Naqsabandiyyah (TQN) Purwakarta. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis fenomenologi interpretatif (Interpretative Phenomenological Analysis). Hasil penelitian mengungkap bahwa ada enam aspek intuisi yang terbentuk pada diri jama’ah yaitu hati yang lebih peka, keyakinan diri pada agama, sikap diri dalam menghadapi ujian, mengevaluasi diri sendiri, hubungan dengan Tuhan, dan hubungan dengan lingkungan. Sementara ada tiga faktor yang mempengaruhi intuisi jama’ah yaitu talqin zikir, aktivitas zikir, dan hubungan rabithah. Hasil penelitian tersebut dianalisa lebih mendalam melalui perspektif Psikologi Sufi Robert Frager, yakni enam aspek intuisi jama’ah bersesuaian dengan psikologi sufi di antaranya hati (qalb), pengetahuan hati, cahaya iman, adab, bersatu dengan Tuhan dan pelayanan. Tiga faktor yang mempengaruhi intuisi jama’ah perspektif psikologi sufi antara lain bai’at (menjadi seorang darwis), zikir (mengingat Tuhan), dan hubungan antara Syeikh dan darwis. Ada satu temuan unik yaitu terbukanya mata batin yang dianalisis sebagai bagian dari proses menyingkap hati dalam perspektif psikologi sufi. Mata batin sering dikenal sebagai indera keenam atau al-bathiniah atau dikenal juga dengan extra sensory perception. Setiap manusia memilikinya namun setiap manusia memiliki tingkat daya serap yang berbeda, ada yang rendah dan ada pula yang memiliki daya serap yang tinggi. Allah Swt. sudah menciptakan mata batin yang bersih bagi setiap jiwa yang lahir namun seiring dengan bertambahnya umur, mata batin tertutup oleh berbagai sifat buruk dan hal keduniawian sehingga tidak dapat melihat lagi hal-hal yang tersembunyi. Tarekat atau jalan yang ditempuh oleh para sufi dapat kita pelajari dan maknai sebagai bekal ilmu perjalanan kita, karena kita menyadari betul ada aspek dalam diri kita yang membutuhkan keberadaan tarekat sebagai suatu jalan untuk menempuhnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Raden Racmy Diana, S.Psi.,M.Psi
Uncontrolled Keywords: intuisi; mata batin; talqin zikir
Subjects: Psikologi
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Psikologi Pendidikan Islam
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 28 Mar 2024 11:24
Last Modified: 28 Mar 2024 11:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64571

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum