LIMINALITAS RITUAL DUL KADIRAN DI DESA WANGKAL, KECAMATAN GADING, KABUPATEN PROBOLINGGO

Moh. Rojil Ghufron, NIM.: 18105020013 (2024) LIMINALITAS RITUAL DUL KADIRAN DI DESA WANGKAL, KECAMATAN GADING, KABUPATEN PROBOLINGGO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (LIMINALITAS RITUAL DUL KADIRAN DI DESA WANGKAL, KECAMATAN GADING, KABUPATEN PROBOLINGGO) 18105020013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (LIMINALITAS RITUAL DUL KADIRAN DI DESA WANGKAL, KECAMATAN GADING, KABUPATEN PROBOLINGGO) 18105020013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Tradisi ritual masih banyak dipertahankan oleh sebagian umat Islam di Indonesia, salah satunya yaitu ritual Dul Kadiran yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Wangkal. Ritual ini bertujuan untuk mendoakan seorang anak laki-laki yang memasuki usia 6-12 tahun atau sudah baligh, dengan harapan memiliki identitas dan perilaku yang baik karena dianggap sudah memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjalankan syariat Islam. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana tradisi ritual Dul kadiran dilaksanakan, dan bagaimana makna dari ritual Dul Kadiran menurut perspektif liminalitas Victor Turner. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Sumber data dari penelitian ini berasal dari wawancara, observasi, buku ataupun karya ilmiah beserta dokumentasi, yang terbadi dalam sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan teori liminalitas Victor Turner, yang lebih jauh mendalami fase liminal atau peralihan yang dialami oleh pelaku ritual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ritual Dul Kadiran, dalam prosesnya melibatkan unsur-unsur keislaman dan kebudayaan lokal, serta terdapat doa yang ditujukan kepada Syekh Abdul Qodir al-Jaelani dengan harapan mendapat wasilah, sehingga apa yang diinginkan dapat terwujud. Ritual Dul Kadiran juga merupakan penghubung subjek ritual untuk menuju identitas keagamaan baru. Adapun perubahan identitas subjek ritual dimulai dari pelepasan diri dari struktur sosial masyarakat, yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan ayat suci al- Qur’an.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item