PRAKTIK PEMBERLAKUAN HAK IJBAR ATAS ANAK PEREMPUAN DI KALANGAN MASYARAKAT DESA LESONG DAYA, BATUMARMAR, PAMEKASAN, MADURA: PERSPEKTIF MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI

Moh Suhdy, NIM.: 18103060088 (2024) PRAKTIK PEMBERLAKUAN HAK IJBAR ATAS ANAK PEREMPUAN DI KALANGAN MASYARAKAT DESA LESONG DAYA, BATUMARMAR, PAMEKASAN, MADURA: PERSPEKTIF MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PRAKTIK PEMBERLAKUAN HAK IJBAR ATAS ANAK PEREMPUAN DI KALANGAN MASYARAKAT DESA LESONG DAYA, BATUMARMAR, PAMEKASAN, MADURA: PERSPEKTIF MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI)
18103060088_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PRAKTIK PEMBERLAKUAN HAK IJBAR ATAS ANAK PEREMPUAN DI KALANGAN MASYARAKAT DESA LESONG DAYA, BATUMARMAR, PAMEKASAN, MADURA: PERSPEKTIF MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI)
18103060088_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Praktik pemberlakuan hak Ijbar atas anak perempuan marak terjadi di Desa Lesong Daya, Batu Marmar, Pamekasan, Madura. Hal tersebut terjadi karena faktor keadaan yang membentuk mindset dari masyarakat setempat masih kental akan mindset bahwa perempuan tidak harus mengejar pendidikan setinggi tingginya, karena ujung-ujungnya akan berada di dapur dan kasur, maka dari situlah masyarakat terkhususnya wali mujbir menjodohkan anak perempuannya dengan pilihannya sendiri, sehingga kerap terjadinya pernikahan usia dini, perceraian yang tinggi dan bahkan sampai rela mengusir anaknya karena tidak mau dengan pilihan wali mujbirnya. Dalam tahun 2023 tercatat sudah ada 10 wali mujbir yang menikahkan anak perempuan tanpa persetujuan dan mengenali pasangannya. Anak perempuan yang dinikahkan secara paksa oleh wali mujbirnya di Desa Lesong Daya rata-rata masih duduk di kelas 3 MTs/SMP dan SMA, serta masih melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Kendati penyelahgunaan hak Ijbar tersebut oleh wali mujbir dikarenakan rata-rata wali mujbir yang menikahkan anak perempuannya di Desa Lesong Daya minim pemahaman tentang hak Ijbar. Hal tersebut terlihat dari latar belakang pendidikan pada 10 wali mujbir di Desa Lesong Daya yang belum tamat SD. Karena sebab fenomena tersebut, penelitian ini hadir dengan judul Praktik Pemberlakuan Hak Ijbar atas Anak Perempuan di Kalangan Masyarakat Lesong Daya, Pamekasan, Madura: Perspektif Imam Hanafi dan Imam Maliki. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa maraknya pemaksaan nikah dalam tanda kutip pemberlakuan hak Ijbar pada anak perempuan di sana karena urgensi masa depan pernikahan anaknya. Sehingga terbentuk andil sosok ayah dalam menggunakan hak Ijbarnya pada kepentingan pernikahan anak perempuannya. Pentingnya masa depan pernikahan anak perempuan bagi keluarga di Desa Lesong Daya dilandaskan pada prinsip bahwa pernikahan bagi keluraga menjadi kewajiban terakhir serta sebagai bentuk kasih sayang terakhir pada anak perempuan sebelum anak tersebut diserahkan pada calon suami. Karena dalam prinsip masyarakat Madura pada umumnya, dan masyarakat Desa Lesong Daya pada khususnya mengklasifikan kewajiban orang tua pada anak menckup kewajiban orang tua untuk mengenalkan anak pada aspek keagamaan, kewajiban orang tua untuk menfasilitasi pendidikan formal anak dari setiap tingkatan, baik TK, SD, SMP/MTs, SMA/MA, sampai Perguruan Tinggi, dan kewajiban orang tua untuk menyiapkan pernikahan anak, baik laki-laki maupun perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pemberlakuan hak Ijbar pada anak perempuan di Desa Lesong Daya tidak berdasarkan orang yang disukai oleh anak perempuan tersebut, melainkan pada kehendak orang tua saja atas adanya tradisi yang berlaku di desa tersebut. Apabila mengacu pada pandangan Madzhab Maliki, maka praktik pemberlakuan hak Ijbar dengan cara memaksa anak perempuan menikah sebagaimana yang terjadi di Desa Lesong Daya harus melihat pada aspek batasan atau kondisi anak perempuan. Madzhab Maliki melarang seorang bapak memaksa anak perempuan untuk menikah dengan orang yang tidak disukainya dan tidak mengetahui profil calon suaminya. Madzhab Hanafi juga tidak membolehkan wali mujbir/ayah memaksa anak untuk menikah. Karena wanita yang telah baligh dan berakal sehat boleh memilih calon suaminya sendiri tanpa harus persetujuan wali mujbirnya. Namun, wali mujbir/ayah hanya memiliki hak menentang apabila anak perempuannya memilih untuk menikah dengan calon suami yang tidak sepadan serta maharnya tidak kurang dari mahar mitsil. Sehingga praktik pemberlakuan hak Ijbar pada atas anak perempuan di kalangan masyarakat Desa Lesong Daya, Batumarmar, Pamekasan, Madura termasuk dalam kategori Al-mashlahah al-darûriyyah, yaitu bentuk maslahat yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia, baik berkaitan dengan kehidupan dunia maupun akhirat, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, dan keturunan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Abd. Halim, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: Hak Ijbar, Maslahah Mursalah, Lesong Daya, Imam Malik, Imam Hanafi
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 25 Apr 2024 11:07
Last Modified: 25 Apr 2024 11:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64986

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum