PARTISIPASI OTORITAS AGAMA DALAM RESOLUSI KONFLIK (STUDI KASUS KLAIM MASJID MANDALA DUSUN MOJUNG, DESA TAMIDUNG)

Khairul Rizal, NIM.: 18105020073 (2024) PARTISIPASI OTORITAS AGAMA DALAM RESOLUSI KONFLIK (STUDI KASUS KLAIM MASJID MANDALA DUSUN MOJUNG, DESA TAMIDUNG). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PARTISIPASI OTORITAS AGAMA DALAM RESOLUSI KONFLIK (STUDI KASUS KLAIM MASJID MANDALA DUSUN MOJUNG, DESA TAMIDUNG)) 18105020073_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PARTISIPASI OTORITAS AGAMA DALAM RESOLUSI KONFLIK (STUDI KASUS KLAIM MASJID MANDALA DUSUN MOJUNG, DESA TAMIDUNG)) 18105020073_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Agama pada dasarnya mempunyai peranan penting dalam masyarakat yaitu sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat dan melestarikan, namun agama terkadang juga membuat kekuatan-kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah dan bahkan menghancurkan sebuah tatanan masyarakat, sehingga agama seringkali diredusir sebagai penyebab dari adanya pelbagai konflik sosial. Sebagaimana konflik sosial keagamaan berupa saling klaim masjid yang terjadi pada masyarakat Mandala dusun Mojung, desa Tamidung. Pada tahun 2005 masyarakat Mandala memiliki rencana untuk merenovasi masjid As-Shalihin yang telah terbangun sejak tahun 1986. Oleh karenanya, berbagai rapat dan musyawarah dilaksanakan. Ditengah musyawarah terjadi kesalahpahaman antara jamaah dan otoritas agama, sehingga terjadi keributan yang pada akhirnya berdampak pada didirikannya masjid baru yang lokasinya sangat berdekatan. Keberadaan dua masjid yang sangat berdekatan dalam satu wilayah tersebut menjadi pemicu konflik sosial keagamaan berupa saling klaim masjid pada masyarakat Mandala sampai sekarang. Penelitian ini berusaha mengungkap konflik sosial keagamaan tersebut melingkupi dua permasalahan sebagai rumusan masalah yaitu: 1) bagaimana konflik sosial keagamaan masyarakat Mandala dusun Mojung, desa Tamidung?; 2) bagaimana partisipasi otoritas agama terhadap penyelesaian konflik sosial keagamaan berupa klaim masjid pada masyarakat Mandala?. Penelitian ini dibedah melalui teori dari Ralf Dahrendorf beserta kajian literatur lain. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif lapangan (field research). Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya dan mengintrepretasikan obyek sesuai fakta yang ditemukan. Sumber data penelitian ini didapatkan dari beberapa informan yaitu pemuka agama, pemuda dan tokoh masyarakat yang terlibat langsung dengan peristiwa konflik sosial keagamaan pada masyarakat Mandala dusun Mojung, desa Tamidung. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik sosial keagamaan pada masyarakat Mandala dusun Mojung, desa Tamidung disebabkan oleh adanya konflik pribadi, adanya kesalahpahaman saat musyawarah dan adanya perbedaan kepentingan kelompok. Konflik tersebut bersifat manifest. Konflik tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi aktifitas kehidupan masyarakat saat ini. Upaya otoritas agama dalam penyelesaian konflik tersebut tampak dalam keterlibatannya sebagai mediator dan arbitrator. Tokoh agama sebagai mediator terlihat dalam keterlibatannya saat pelaksanaan musyawarah agar menemukan solusi yang disepakati bersama dan tokoh agama sebagai arbitrator terlihat dalam partisipasinya yang mengupayakan penyelesaian dengan cara dilutri agar dapat bergiliran dalam menggunakan masjid sebagai tempat salat Jum’at bersama setiap pekannya. Akan tetapi, proses penyelesaian mediasi dan arbitrasi dari tokoh agama tersebut tidak diikuti oleh masyarakat Mandala. Karenanya, upaya penyelesaian hasilnya tidak ada keputusan tentang masjid mana yang diputuskan sebagai masjid yang sah di Mandala sehingga saling klaim masjid di Mandala sampai saat ini terus berlangsung.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item