INTERNALISASI HADIS TABARRUK DALAM TRADISI ZIARAH MAKAM KI AGENG SELO DI DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO GROBOGAN JAWA TENGAH

Muhammad Faul Abdul Aziz, NIM.: 19105050103 (2024) INTERNALISASI HADIS TABARRUK DALAM TRADISI ZIARAH MAKAM KI AGENG SELO DI DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO GROBOGAN JAWA TENGAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (INTERNALISASI HADIS TABARRUK DALAM TRADISI ZIARAH MAKAM KI AGENG SELO DI DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO GROBOGAN JAWA TENGAH) 19105050103_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (INTERNALISASI HADIS TABARRUK DALAM TRADISI ZIARAH MAKAM KI AGENG SELO DI DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO GROBOGAN JAWA TENGAH) 19105050103_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Aktifitas tabarruk (ngalap berkah) ialah budaya yang hidup dalam kalangan umat Islam, khususnya pada tradisi ziarah di Makam Ki Ageng Selo. Tujuan tabarruk merupakan memperoleh berkah. Secara teologis, praktik tabarruk tersebut didasari oleh hadis yang disebarkan oleh para penulis hadis. Imam Bukhari contohnya yang membuat satu bab khusus membahas tabarruk yaitu bab baju perang, tongkat, pedang, tempat minum, cincin yang dipakai oleh khulafa setelahnya, rambut, sandal, tempat makan yang oleh para sahabat Nabi melakukan tabarruk dengannya dan setelah wafatnya Nabi. Riwayat yang menjelaskan tentang bertabarruknya para sahabat Nabi terhadap Nabi bukan hanya satu tetapi banyak sekali yang meriwayatkan tentang bertabbaruk kepada nabi, baik terhadap sesuatu dari barang bekas dari Nabi atau dari Tubuh Nabi. menjadi pertanyaan kemudian ketika tabarruk yang disandarkan kepada Nabi, sebagai sosok yang yang diagungkan dalam konteks perbedaan dimensi ruang dan waktu. Atas dasar tersebut peneliti melihat terjadi perubahan tafsir atas hadis, ini adalah bentuk kreatifitas memaknai suatu hadis. Tabarruk mewujud kemudian menjadi tradisi ziarah terutama konteks dalam penelitian ini adalah makam Ki Ageng Selo. Oleh karenanya penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaiman hadis-hadis tabarruk dalam kaitanya dengan tradisi ziarah Makam Ki Ageng Selo. 2). Bagaimana proses internalisasi tabaruk dalam tradisi ziarah makam Ki Ageng Selo. Pendekatan yang dipilih adalah living hadis untuk membedah bagaimana suatu hadis sebagai teks hidup menjadi suatu perilaku dalam masyarakat. Sebagai pembantu paradigma, penelitian ini juga menggunakan teori kontruksi sosial dari Peter L. Beger khususnya pada fase Internalisasi. Penggunaan teori internalisasi dalam penelitian ini berposisi sebagai penjelas proses suatu teks hadis sebagai basis ideologis mewujud menjadi tabarruk dalam praktik ziarah. Setelah melakukan penelitian dengan segenap rangkaianya, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi jawaban atas rumusan masalah penelitian ini di antaranya: 1). Tidak terdapat hadis yang meriwayatkan tentang tabarruk dalam tradisi ziarah. Tetapi proses kreatif memaknai hadis tabarruk dengan menariknya kepada skala yang lebih luas. Dalam tradisi ziarah bacaan yang digunakan adalah kalimat tayyibah seperti shalawat, ayat al-Qur’an, dzikir, tahlil, dan doa. Integerasi hadis tabarruk dan hadis perihal ziarah membuka satu pandangan bahwa bertabarruk bisa juga melalui tradisi ziarah. 2). Proses internalisasi hadis tabarruk dalam tradisi ziarah makam Ki Ageng Selo melalui proses panjang produksi dan reproduksi pengetahuan. Memahami tabarruk sebagai ngalap berkah menjadi satu hal tersendiri dalam masyarakat Selo. Ngalap berkah kepada sesorang yang sudah meninggal dilakukan dengan cara berziarah. Tradisi berziarah sudah terjalin lama antara generasi dengan motivasi berbeda-beda antara individu namun tetap dengan satu payung yang sama yaitu tabarruk.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item