HUKUM MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM SERIAL “WEDDING AGREEMENT” BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

Muhammad Shohibul Fawa’id, NIM.: 19103060028 (2024) HUKUM MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM SERIAL “WEDDING AGREEMENT” BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (HUKUM MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM SERIAL “WEDDING AGREEMENT” BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN) 19103060028_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (HUKUM MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM SERIAL “WEDDING AGREEMENT” BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN) 19103060028_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Pernikahan adalah hal yang suci dan sakral bagi semua manusia, dalam keberlangsungannya pernikahan ada asas kepercayaan yang dipegang, selain itu pernikahan seharusnya dilandasi cinta dan sayang, semua hal itu ditujukan agar pernikahan dapat menuju akhir tujuan yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Dalam membangun kepercayaan ada beberapa pasangan yang membuat perjanjian perkawinan, begitu pula dalam serial “Wedding Agreement” yang tayang di Disney+ Hotstar. Serial ini menceritakan tentang sepasang calon pasutri yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Namun sang suami (Bian) sebenarnya sudah mempunyai seorang pacar (Sarah) yang sayangnya tidak direstui oleh orang tuanya. Bahkan dirinya sendiri sebenarnya tidak menyayangi istrinya. Istri sahnya (Tari) tentu cemburu dan bersikeras untuk meluluhkan hati sang suami. Akhirnya setelah berdebat panjang, keduanya memutuskan untuk membuat perjanjian perkawinan agar dapat hidup bersama. Penulis mencoba menganalisis pasal-pasal pada serial ini dengan Teori Perbandingan Hukum, Teori Perbandingan Hukum adalah upaya untuk menemukan perbedaan serta persamaan dengan memberi penjelasannya serta meneliti bagaimana hukum dapat berfungsi dengan baik dan bagaimana pemecahan yuridisnya di dalam praktik serta faktor-faktor non hukum yang mana saja yang dapat mempengaruhinya. Jenis penelitian yang digunakan dalam membuat skripsi ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Hukum yang digunakan dalam menganalisis kasus ini adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan UU Perkawinan. Setelah dianalisis, hasil penelitian menyimpulkan tiga hal: (1) Hukum membuat perjanjian perkawinan dalam serial “Wedding Agreement” menurut UU Perkawinan adalah boleh jika kedua belah pihak menyetujui isi perjanjian dan tidak melanggar hukum negara. (2) Begitu pula, menurut Kompilasi Hukum Islam hukum membuat perjanjian perkawinan dalam serial “Wedding Agreement” adalah boleh jika disetujui kedua belah pihak dan tidak melanggar hukum Islam dan hukum negara. (3) Setelah membandingkan kedua hukum positif terhadap perjanjian perkawinan dalam serial “Wedding Agreement” ini, hasilnya adalah: a.) Keduanya sama-sama memperbolehkan membuat perjanjian perkawinan asalkan disetujui kedua belah pihak, tidak merugikan pihak ketiga dan tidak melanggar hukum agama dan negara. b.) Lalu perbedaannya adalah; UU Perkawinan hanya menjelaskan hukum secara umum, sedangkan KHI menjelaskan secara rinci hukum-hukum terkait menurut hukum Islam, bahkan perihal nafkah juga dijelaskan secara detail.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item