SALAT JAMAK TANPA UZUR (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY)

Moh Asrori, NIM.: 20103060060 (2024) SALAT JAMAK TANPA UZUR (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SALAT JAMAK TANPA UZUR (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY))
20103060060_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (SALAT JAMAK TANPA UZUR (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY))
20103060060_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR (1).pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Beribadah merupakan hal yang krusial dalam kehidupan spiritual umat beragama, tak terkecuali umat Islam. Shalat wajib lima waktu menjadi ibadah rutinitas dalam sehari semalam. Namun situasi dan kondisi terkadang menyulitkan seseorang untuk melaksanakan salat pada waktunya, sehingga dalam Islam terdapat kebolehan menjamak salat jika disebabkan uzur yang dilegalkan oleh syariat seperti sedang sakit, dalam perjalanan, melakukan rangkaian ibadah haji, dan lain sebagainya. Dengan seiring perkembangan zaman permasalahan salat jamak menjadi lebih kompleks, apakah salat jamak hanya boleh dilakukan ketika terhalang oleh uzur syar’ī, atau di luar dari itu ada indikasi kebolehan. Disini peneliti menggunakan perspesktif pemikiran Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kesimpulan hukum menjamak salat meskipun tanpa uzur syar’ī menurut pendapat kedua ulama tersebut. Dalam membahas permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Yaitu penelitian dengan cara menelaah terhadap buku, laporan, catatan, dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Sifat penelitian ini termasuk pada deskriptif analisis komparatif, yaitu menggambarkan salat jamak secara praktik dan dianalisis menggunakan teori maṣlaḥah mu’tabarah kemudian dikomparasikan menurut pendapat Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif berdasarkan kaidah dan usul fikih yaitu maṣlaḥah. Setelah peneliti menelaah dan menganalisis pendapat Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy menggunakan maṣlaḥah dapat diambil kesimpulan yaitu Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy sama-sama memperbolehkan umat Islam jika terdapat kesulitan untuk menjamak salat tanpa uzur. Hal ini diambil dari pendapat Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas menggunakan teori maṣlaḥah. Dari pendapat ini dipahami bahwa kebolehan menjamak salat tanpa uzur untuk menghindari kesulitan melaksanakan salat pada waktunya. Sedangkan menghilangkan kesulitan merupakan sebuah kemaslahatan, dan kemaslahatan inilah yang ingin dicapai dalam teks hadis Ibnu Abbas (maṣlaḥah mu’tabarah). Namun pendapat antara Yusuf Al-Qaradawi dan Hasbi Ash-Shiddieqy terdapat perbedaan, yaitu terletak pada situasi kesulitan yang dihadapi sebagai batasan kebolehan jamak salat tanpa uzur. Hasbi Ash-Shiddieqy lebih longgar dalam memberikan kebolehan menjamak salat tanpa uzur. Sedangkan Yusuf Al-Qaradawi sebaliknya, Sehingga apabila situasi kesulitan tersebut dapat dihindari, maka Yusuf Al-Qaradawi melarang menjamak salat tanpa uzur.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. H. Muhammad Anis Masduqi, Lc
Uncontrolled Keywords: Salat Jamak; Yusuf Al-Qaradawi; Hasbi Ash-Shiddieqy
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Widiyastut
Date Deposited: 04 Jul 2024 13:38
Last Modified: 04 Jul 2024 13:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65523

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum