KHATAMAN ALQURAN YANG DITUJUKAN PADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DALAM PANDANGAN ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KABUPATEN MAGELANG

Nihayati Nikmah, NIM.: 17103060091 (2024) KHATAMAN ALQURAN YANG DITUJUKAN PADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DALAM PANDANGAN ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KABUPATEN MAGELANG. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KHATAMAN ALQURAN YANG DITUJUKAN PADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DALAM PANDANGAN ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KABUPATEN MAGELANG)
17103060091_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KHATAMAN ALQURAN YANG DITUJUKAN PADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DALAM PANDANGAN ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KABUPATEN MAGELANG)
17103060091_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Negara Indonesia merupakan Negara dengan umat muslim terbanyak di dunia. Yang mana masih banyak tradisi atau kebiasaan yang masih dilakukan oleh masyarakat Indonesia salah satunya kegiatan khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal. Sedangkan salah satu kewajiban muslim terhadap orang yang sudah meninggal adalah memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan. Kewajiban ini termasuk fardhu kifayah, yakni kewajiban yang wajib dilakukan oleh orang muslim. Apabila kewajiban ini telah dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah dosa orang lain yang berada di daerah tersebut. Setelah proses menguburkan selesai, ada beberapa tradisi yang masih dilakukan oleh sebagian masyrakat muslim di Indonesia salah satunya tradisi yang dilakukan di desa bandar sedayu windusari, kabupaten magelang yaitu tradisi khataman alquran bagi orang yang sudah meninggal, yang mana kegiatan tersebut biasanya dilakukan sejak hari pertama hingga hari ketujuh atau pada hari ke 40, 100, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari. Dalam hal ini membaca Alquran yang di tujukan bagi orang yang sudah meninggal terdapat perbedaan pendapat antara ulama Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah . Perbedaannya terletak pada sampai tidaknya pahala dan hukum membaca atau khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal. Beberapa tokoh Muhammadiyah berpandangan bahwa khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal hukumnya ghairu masyruk tidak di syariatkan dan ada yang mengatakan bahwa hukumnya mubah. Sedangkan menurut tokoh Nahdlatu Ulama berpendapat bahwa hukum membaca atau khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal boleh (mubah). Perbedaan pendapat atau pandangan ini bisa terjadi karena adanya perbedaan istinbat hukum yang diterapkan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kaualitatif dan menggunakan metode (field research) yakni melakukan pengumpulan data secara lengkap, serta melakukan wawancara kepada tokoh Muhammadiyah dan tokoh Nahdlatul Ulama di kabupaten Magelang. Temuan data juga dianalisi berdasarkan teori al ikhtilafi fi fahmi nash. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal menurut tokoh ulama Nahdlatul Ulama ada boleh saja dilakuka. Karena khataman Alquran itu bisa menjadi doa bagi si mayit. adapun menurut tokoh Muhammadiyah dalam pendapatnya bahwa hukum khataman Alquran bagi orang yang sudah meninggal adalah ghairu masyruk. Hal ini berdasarkan suatu kegiatan atau ibadah itu harus sesuai dengan syariat islam dan harus didasarkan pada alqur‟an dan hadis. Mendoakan orang yang sudah meninggal adalah suatu yang disyariatkan sedangkan mengirim atau menghadiahkan pahala itu tidak ada dasar hukumnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Ali Sodiqin, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Khataman Alquran, Ulama Nahdlatul Ulama, Ulama Muhammadiyah
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.413 Perbandingan Mazhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 09 Jul 2024 08:13
Last Modified: 09 Jul 2024 08:13
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65696

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum