TOXIC FRIENDSHIP MAHASISWA GENERASI Z DI SLEMAN (DALAM ETIKA PERSAHABATAN ARISTOTELES)

Jeanika Alfa Reza, NIM.: 17105010062 (2024) TOXIC FRIENDSHIP MAHASISWA GENERASI Z DI SLEMAN (DALAM ETIKA PERSAHABATAN ARISTOTELES). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (TOXIC FRIENDSHIP MAHASISWA GENERASI Z DI SLEMAN (DALAM ETIKA PERSAHABATAN ARISTOTELES)) 17105010062_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (TOXIC FRIENDSHIP MAHASISWA GENERASI Z DI SLEMAN (DALAM ETIKA PERSAHABATAN ARISTOTELES)) 17105010062_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Setiap manusia idelanya mempunyai sahabat. Persahabatan idealnya tidak merugikan salah satu pihak. Di lingkungan persahabatan yang baik pasti menimbukan persahabatan yang menyenangkan (tidak merugi). Persahabatan sudah menjadi kebutuhan masyarakat sosial, namun di dalam persahabatan tidak selamainya baik-baik saja. Ada persahabatan yang merugikan. Fenomena ini banyak terjadi dikalangan remaja dan mahasiswa terutama Generasi Z. Persahabatan yang merugi ini lebih banyak dikenal dengan toxic friendship. Perbuatan itu sangat menganggu kehidupan orang yang mengalami. Tidak bisa dipungkiri fenomena ini banyak terjadi dikalangan Mahasiswa khusunya di daerah Sleman. Penelitian ini menggunakan cara penelitian lapangan. Menggunakan berbagai sumber dari wawancara maupun dari sumber pendukung lainnya. Penelitian ini fokus terhadap toxic friendship yang dialami mahasiswa Generasi Z di daerah Sleman. Penelitian ini didukung dengan studi teori etika persahabatan Aristoteles sebagai objek formal. Terdapat beberapa sumber tambahan dari buku, jurnal, maupun artikel yang relevan dengan topik penelitian ini. Pendekatan yang dilakukan penelitian ini adalah kualitatif dan metode interpretasi. Temuan dari penelitian ini Mahasiswa banyak yang mengalami perilaku toxic friendship. Para mahasiswa di lapangan banyak yang mempersoalkan tentang toxic friendship. Ada beberapa mahasiswa yang tidak mempermasalhkan hal tersebut. Dalam bukunya, Aristoteles menjelaskan bahwa orang yang tidak mencintai dirinya, tidak bisa jadi sahabat yang baik. Penilis mencoba membawa perfektif Aristoteles untuk melihat fenomena toxic friendship ini melalui konsep pemikirannya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item