PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENYENTUH AL-QUR’AN DENGAN PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA

Muhammad Athoillah, NIM.: 20105050006 (2024) PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENYENTUH AL-QUR’AN DENGAN PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENYENTUH AL-QUR’AN DENGAN PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA)
20105050006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENYENTUH AL-QUR’AN DENGAN PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA)
20105050006_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Dinamika zaman yang terus berlanjut seiring dengan kemajuan teknologi, mendorong manusia untuk hidup secara modern, di mana segala hal dapat didigitalisasi. Digitalisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peralihan. Peralihan ini merujuk pada perubahan dari media cetak, video, dan audio ke bentuk digital. Oleh karena itu, transformasi Al-Qur’an menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Al-Qur’an yang awalnya eksklusif dan mahal, kini telah berubah menjadi sesuatu yang populer dan mudah diakses. Perubahan signifikan dalam transformasi tersebut tentunya memberikan dampak besar terhadap pemeliharaan kesakralan Al-Qur'an. Penggunaan smartphone yang memiliki aplikasi mushaf Al-Qur'an memungkinkan Al-Qur'an dibawa ke mana saja, termasuk ke toilet, yang menurut etika, membawa mushaf Al-Qur’an ke dalam toilet dianggap tidak pantas. Sehingga kemudian muncul kekhawatiran bahwa hal ini bisa mengurangi nilai kesakralan Al-Qur'an itu sendiri. Penelitian ini disajikan untuk membahas pemahaman hadis mengenai larangan menyentuh Al-Qur’an dengan mempertimbangkann segi kontekstual hadis agar dapat memberikan pemahaman yang berjalan relevan dengan zaman. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan ma’nā-cum-maghzā yang dikenalkan oleh Sahiron Syamsuddin. Terdapat tiga tahapan dalam upaya memahami hadis menurut Sahiron Syamsuddin dalam pendekatan ma’nā-cum-maghzā: pertama, penggalian makna historis /al-ma’nā al-tārikhī/. Kedua, penggalian signifikansi historis /al-māghzā al-tārikhī/. Dan yang ketiga, membangun konstruksi signifikansi fenomenal dinamis /al-māghzā al-mutaḥarrik/ (tujuan atau pesan utama) dari suatu hadis. Hasil dari penelitian ini, pertama, ditinjau dari segi kualitas sanad hadis, maka hadis tersebut tergolong hadis ḥasan li gairih. Sementara dari segi teks matan, hadis ini dianggap maqbūl atau dapat diterima karena memenuhi standar kesahihan matan hadis. Kedua, mengenai hasil interpretasi hadis tersebut dengan mengaplikasikan pemahaman hadis menggunakan pendekatan ma’nā-cum-maghzā, maka didapati interpretasi hadis ini sebagai bentuk teks yang mengisyaratkan perintah untuk memuliakan dan mengagungkan Al-Qur’an. Ketiga, kontekstualisasi hadis larangan menyentuh Al-Qur’an adalah dengan tetap memperhatikan etika atau adab-adab ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an, meskipun tertulis dalam bentuk digital yang tidak dihukumi sebagai mushaf yang wajib suci ketika menyentuhnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Ahmad Dahlan, Lc., M.A
Uncontrolled Keywords: Hadis, Larangan Menyentuh Al-Qur’an, Ma’na-Cum-Maghza
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.21 Ilmu Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 18 Jul 2024 10:17
Last Modified: 18 Jul 2024 10:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66029

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum