Muhammad Nailul Ma’arif, NIM.: 20105050023 (2024) HADIS TENTANG TAMBAHAN LAFAL AZAN UNTUK SALAT DI RUMAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (HADIS TENTANG TAMBAHAN LAFAL AZAN UNTUK SALAT DI RUMAH)
20105050023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
![]() |
Text (HADIS TENTANG TAMBAHAN LAFAL AZAN UNTUK SALAT DI RUMAH)
20105050023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Salah satu fokus perdebatan dalam diskusi masalah kontemporer adalah interpretasi hadis. Dalam hadis yang menyarankan pelaksanaan salat di rumah dalam azan, salat dianggap sebagai pilar utama dalam Islam dan menjadi tiang agama umat Muslim, sehingga upaya serius dilakukan untuk mengembangkan pemahaman terhadap hadis ini. Namun, masih terdapat masyarakat yang belum memahami hadis tersebut karena problematika ini belum menarik banyak perhatian. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai rukhsah atau keringanan bagi umat Muslim yang belum dapat memenuhi panggilan salat. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan teori pemahaman hadis yang dikembangkan oleh Yusuf al-Qaradhawi. Dalam merumuskan teorinya, al-Qaradhawi menekankan aspek sosio-historis sebagai salah satu bahan perhatian utama yang dapat memengaruhi pemahaman hadis melalui perbedaan konteks zaman dan masyarakat. Terdapat delapan langkah dalam upaya memahami hadis menurut al-Qaradhawi, namun dalam konteks ini, penulis menggunakan enam teori. Dilihat dari segi kualitas sanad hadis, dapat di simpulkan bahwa hadis tersebut tergolong hadis ṣhaḥiḥ li dzātihi. Sedangkan dari segi kualitas matan, hadis tersebut tergolong hadis ṣaḥīḥ karena memenuhi standar keshahihan matan. Pertama, Hadis ini menunjukkan keringanan khusus yang diberikan kepada umat Muslim saat menghadapi hambatan tertentu dalam menghadiri salat di masjid. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih komprehensif terhadap hadis ini adalah bahwa kebijakan ini bertujuan memberikan fleksibilitas kepada individu yang menghadapi kesulitan dalam melaksanakan salat berjamaah di masjid. Kedua, Konteks kontemporer mengenai pemahaman rukhsah dalam hadis yang memperbolehkan penambahan lafal dalam azan untuk salat di rumah menunjukkan adanya beberapa situasi yang memungkinkan pemberian keringanan. Situasi-situasi tersebut meliputi kondisi sakit, keperluan mendesak, adanya aturan yang mengharuskan keberadaan di tempat tertentu, serta keberadaan mushola di sekitar rumah atau di fakultas universitas. Penafsiran ini mencerminkan sikap inklusif dan responsif agama terhadap kebutuhan khusus individu dalam ibadah, dengan memberikan fleksibilitas yang memastikan keamanan dan kenyamanan bagi umat Muslim. Terkait dengan hadis yang dibahas, konteks geografis dan teknologi menjadi poin utama. Pada zaman Nabi, keterbatasan sarana seperti media sosial menyebabkan azan di rumah menjadi solusi efektif. Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, penambahan lafal azan mungkin tidak lagi diperlukan untuk pada zaman sekarang.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Pembimbing: Achmad Dahlan, Lc., M.A |
Uncontrolled Keywords: | Salat Berjamaah, Azan, Rukhsah, Yusuf al-Qardhawi, Hadis |
Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.21 Ilmu Hadis |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1) |
Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
Date Deposited: | 19 Jul 2024 10:37 |
Last Modified: | 19 Jul 2024 10:37 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66035 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |