Febri Muttamakin Billah, NIM.: 17107020013 (2024) KESENIAN WAYANG KULIT SEBAGAI KRITIK SOSIAL MELALUI TOKOH BAGONG DALAM PEMENTASAN DALANG KI SENO NUGROHO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (KESENIAN WAYANG KULIT SEBAGAI KRITIK SOSIAL MELALUI TOKOH BAGONG DALAM PEMENTASAN DALANG KI SENO NUGROHO)
17107020013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
Text (KESENIAN WAYANG KULIT SEBAGAI KRITIK SOSIAL MELALUI TOKOH BAGONG DALAM PEMENTASAN DALANG KI SENO NUGROHO)
17107020013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Wayang kulit adalah warisan budaya yang telah diakui keberadaannya di seluruh dunia. Wayang kulit sebagai sebuah warisan budaya menyimpan berbagai teori dan makna yang terkait didalamnya. Hingga saat ini wayang kulit masih diakui keberadaan dan eksistensisnya. Salah satu dalang pewayangan yang terkenal adalah Ki Seno Nugroho, dalang kelahiran Yogyakarta yang memiliki ciri khas tokoh Bagongnya dalam setiap pementasan wayang ini kerap menampilkan sajian yang berbeda dari dalang- dalang yang lain. Mulai dari mencampurkan gaya memainkan wayang hingga menampilkan tokoh wayangnya yang keluar dari jalur utama pementasan wayang kulit. Dalam memahami wayang kulit terutama dalam pementasan oleh Ki Seno Nugroho, salah satu metode yang paling dekat untuk digunakan adalah metode library research dimana data yang dikumpulkan adalah dari beberapa arsip pementasan wayang kulit Ki Seno Nugroho yang masih tersimpan di beberapa platform digital. Dalam penelitian ini dari data yang dikumpulkan tersebut dikumpulkan untuk tujuan memahami fenomena Bagong dalam pementasan wayang kulit Ki Seno Nugroho yang memang sering mengandung kritik-sosial yang kental. Satu hal yang sering ditemukan adalah kekritisan Ki Seno ditampilkan dalam pementasan wayangnya, Ki Seno menyadari bahwa esensi wayang kulit sebagai gambaran kehidupan harus memiliki dampak positif yang tidak hanya akan lupakan setelah pementasannya satu malam utuh itu selesai. Senada dengan hal ini, kesadaran Ki Seno tersebut memiliki persamaan dengan kekritisan J. Habermas, seorang filsuf Jerman yang lahir dari perkembangan Mazhab Frankfurt. Konsep dasar teori kritis Habermas yaitu: praxis-komunikasi, refleksi diri, dan emansipatoris banyak ditemukan dalam pementasan wayang kulit Ki Seno Nugroho terutama pada tokoh Bagongnya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Ahmad Norma Permata, S.Ag., M.A., Ph.D |
Uncontrolled Keywords: | Wayang Kulit, Ki Seno Nugroho, Bagong, J. Habermas, Kritik, Praxis-komunikasi, Refleksi Diri, Emansipatoris. |
Subjects: | 700 Seni dan Rekreasi > 700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Psikologi (S1) |
Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
Date Deposited: | 08 Aug 2024 11:48 |
Last Modified: | 08 Aug 2024 11:48 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66376 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |