Wulan Abidah, NIM.: 20105050002 (2024) PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENAKUT-NAKUTI SESAMA MUSLIM PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGZA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENAKUT-NAKUTI SESAMA MUSLIM PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGZA)
20105050002_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
Text (PEMAHAMAN HADIS LARANGAN MENAKUT-NAKUTI SESAMA MUSLIM PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGZA)
20105050002_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Persaudaraan menjadi aspek yang sangat penting dalam kehidupan, dimana seorang individu dengan individu lainnya saling berinteraksi satu sama lain dan hidup berdampingan. Dalam mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya adab antar sesama. Seperti saling menghormati, menyayangi, dan tidak saling menyakiti. Hal tersebut pun sesuai dengan hadis riwayat Abū Dāwud No. 5004 tentang larangan menakut-nakuti sesama muslim. Di dalam hadis tersebut dijelaskan tentang ketidak bolehan seseorang menakut-nakuti yang lain meskipun dengan maksud bercanda. Namun belum diketahui secara detail kegiatan menakut-nakuti yang seperti apa yang termasuk di dalamnya dan bagaimana pesan utama yang di maksud. Maka dari itu peneliti ingin mengungkap pemaknaan hadis tersebut dengan menggunakan teori Ma’na-Cum-Maġza yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin sebagai pisau analisisnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yaitu bagaimana pemaknaan hadis tentang larangan menakut-nakuti sesama muslim? Dan bagaimana kontekstualisasi hadis tersebut di masa kini?. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif-analisis dan sumber data diambil melalui library research (studi kepustakaan). Adapun hasil dari penelitian ini yaitu 1) hadis riwayat Abū Dāwud No. 5004 berstatus Shahih li Ghairihi sebab didukung oleh hadis riwayat Ahmad. 2) hadis ini berisi tentang larangan menyakiti sesama dalam situasi apapun meskipun sedang bercanda, sebab dalam bercanda tentu terdapat dampaknya, baik untuk si pelaku maupun si sasaran. 3) adapun kontekstualisasi hadis di era kontemporer sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Menakut-nakuti tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi juga lewat media sosial atau yang disebut dengan prank. Untuk itu, manusia modern diharuskan untuk pintar dalam mengelola sosial media sehingga tidak terjerumus kedalam dampak buruknya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Achmad Dahlam, Lc., M.A. |
Uncontrolled Keywords: | Hadis, Menakut-Nakuti, Ma’na-Cum-Magza |
Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.21 Ilmu Hadis |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1) |
Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
Date Deposited: | 16 Aug 2024 13:42 |
Last Modified: | 16 Aug 2024 13:42 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66556 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |