INTERPRETASI KIAI PESANTREN LAHAT KIKIM TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS

Nur Fadillah, NIM.: 22205031083 (2024) INTERPRETASI KIAI PESANTREN LAHAT KIKIM TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (INTERPRETASI KIAI PESANTREN LAHAT KIKIM TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS) 22205031083_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (INTERPRETASI KIAI PESANTREN LAHAT KIKIM TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS) 22205031083_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Pada kenyataannya, pemikiran misoginis yang sedang berkembang di berbagai lapisan masyarakat juga merambah dan tumbuh secara dinamis di kalangan kiai pesantren. Pemikiran ini hadir melalui teks-teks hadis yang diinterpretasikan secara tekstual, tanpa disadari telah mendiskreditkan perempuan. Sarjana feminis Muslim seperti Fatima Mernissi telah menawarkan metode pembacaan terhadap teks-teks hadis yang ditafsirkan secara misoginis. Oleh karena itu, kajian mengenai interpretasi kiai pesantren Lahat Kikim terhadap hadis misoginis perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa kajian hadis terus berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah di masyarakat Lahat Kikim terkait dengan tingginya tingkat buta aksara dan pernikahan anak usia dini pada perempuan. Lahat Kikim, dikenal dengan kota santri, memiliki banyak kiai yang dihormati oleh masyarakat. Kiai-kiai ini secara rutin mengadakan pengajian hadis, tetapi pada faktanya masih ditemukan adanya pemahaman bias gender yang disampaikan di lembaga pendidikan pesantren maupun dalam ceramah agama. Berdasarkan masalah akademik tersebut, penelitian ini bertujuan menjawab dua hal utama: interpretasi kiai pesantren Lahat Kikim terhadap hadis misoginis di sektor domestik, dan interpretasi mereka terhadap hadis misoginis di ranah publik. Penelitian ini merupakan studi kualitatif lapangan yang menggunakan metode deskriptif serta pendekatan fiqh al-hadis dan gender. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kiai Lahat Kikim menunjukkan apresiasi, akomodasi, dan proposionalitas dalam memahami dan menjelaskan hadis-hadis yang berkonotasi misoginis. Pendekatan gender digunakan untuk menilai apakah kiai di pesantren Lahat Kikim cenderung memarginalisasi perempuan atau tidak. Metode penelitian ini melibatkan teknik wawancara dan dokumentasi, yang berguna untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai tema penelitian. Berdasarkan empat hadis yang dipilih antara lain: laknat malaikat terhadap perempuan, puasa sunah tanpa seizin suami, kesaksian perempuan setengah dari kesaksian laki-laki dan kepemimpinan perempuan, maka penelitian ini menghasilkan pembacaan yang beragam. Interpretasi Kiai Pesantren Abdur Rohman, Kiai Pesantren Al-Khairiyyah, Kiai Pesantren Al-Fatah dan Kiai Pesantren An-Nur dalam mengidentifikasikan hadis misoginis sebagai kesalahpahaman penafsiran hadis sehingga pemahamannya cenderung misoginis. Dari definisi tersebut, muncul konsep-konsep dalam memahami hadis misoginis yang di tawarkan oleh Kiai Pesantren Lahat Kikim, antara lain dengan memastikan bahwa hadis tersebut otentik, menelusuri segi asbāul wurūdnya, dan memahami bahasa yang digunakan dalam redaksi hadis. Interpretasi hadis misoginis memiliki dua dimensi, yaitu pemahaman tekstual dan kontekstual. Semua kiai sepakat mengenai peran perempuan di sektor domestik. Namun, pendapat mereka bercabang ketika membahas peran perempuan di ranah publik. Sebagian kiai setuju dengan keterlibatan perempuan di ranah publik, berdasarkan konsep kesetaraan gender. Namun, ada juga kiai yang tidak setuju, berpendapat bahwa fitrah seorang perempuan seharusnya hanya terwujud di dalam ranah domestik.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item