SURAT AL-KAFIRUN DAN KONSEP KEBEBASAN BERAGAMA

Said Abdullah Halim, NIM.: 00530050 (2006) SURAT AL-KAFIRUN DAN KONSEP KEBEBASAN BERAGAMA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (SURAT AL-KAFIRUN DAN KONSEP KEBEBASAN BERAGAMA) 00530050_BAB I_BAB PENUTUP.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (SURAT AL-KAFIRUN DAN KONSEP KEBEBASAN BERAGAMA) 00530050_BAB II SAMPAI BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Sejarah bukan hanya setumpuk kisah tanpa makna, sejarah juga bukan setumpuk cerita yang menjebak generasi dalam romantisme masa silam. Sejarah adalah sebuah bukti catatan kehidupan, yang menitipkan segenap pesan kepada generasi sesudahnya, agar terus melakukan pembacaan terhadapnya sebagai pedoman dalam menyelesaikan problem kehidupan. Berangkat dari kesadaran ini, agama sebagai institusi kepercayaan rnanusia, adalah sebuah catatan yang tidak pemah ditinggalkan oleh sejarah. Ini di karenakan, agama merupakan salah satu problem terbesar, di antara problem besar lainnya yang dihadapi manusia. Dikatakan demikian, keyakinan manusia terhadap agama, adalah bentuk pengakuan manusia terhadap ke-Esa-an Tuhan. Sementara di ruang sosial kita mengetahui ada banyak institusi agama, maka persepsi pengikut agama-agama mulai bermunculan, untuk mengedepankan egoisme keyakinan dengan sebuah asumsi, bahwa agama lain adalah sebuah ancaman. Maka usaha setiap generasi dalam rangka mengatasi ketegangan antar agama mulai bermunculan. Semua ini dilakukan karena berangkat dari sebuah harapan, demi terciptanya kehidupan yang harmonis antar kehidupan beragama. Kalau pada masa Rasulullah konstruksi ide tentang kehidupan beragama dijelaskan dalam "surat al-Klifirun ", generasi pada abad 20-an, melahirkan konsep ide tentang "kebebasan beragama ". Maka dalam hal ini, usaha untuk memperbandingkan dua konsep pemikiran tentang, konstruksi ide kehidupan antar agama yang dilontarkan dari dua penggal sejarah, bertujuan untuk menemukan data baru, sebagai bekal melahirkan pemikiran baru tentang persoalan agama di masa yang akan datang, tentu saja dilakukan dengan meiode historis-komparat [/yang berangkat dari data-data sejarah. Akhir dari perjalanan penelitian ini adalah, bahwa surat al-Kafirun dan konsep kebebasan beragama, temyata memiliki persamaan dan perbedaan dalarn hal pengertiun dan landusan pengertian. Dihhat dari pengertiannya surat al­Kafinln beresensikan tentang "tidak ada paksaan beragama dalam konteks beragamu", sementara pengertian kebebasan beragarna memiliki dua pemahaman. yaitu tidak adanya paksaan dalam beragama, dan tidak ada puksaan untuk tidak beragama. Dalam hal ini, pengertian surat al-Kafirun terletak pada pengertian kebebasan beragama dalam konteks beragama, tidak dalam konteks kebebasan untuik tidak beragama. Di lihat dari landusun pengatiun surat al-Kafirun dan landascm pengertian kebebasan beragama, juga memiliki pengalamaan dan perbedaan. Surat al-Kafirun bcrangkat dari landasan pcngcrtian. bahwa kcbenaran agama bersifat objekrif bagi yang meyakini. dan bersifat subjektif ketika dihadapkan dengan keyakinan agarna lain. ini aninya bahwa kebcnaran agarna bersifat mutlak. bagi yang meyakini, akan tetapi kemutlakan kebenaran agama tersebut tidak melahirkan pemikiran boleh memaksakan keyakinan agama kepada pengikut agama lain. Konsep kebebasan beragama berangkat dari landasan pluralisme. sementara pluralisme memiliki dua pemahaman plurnlisme , yang terjebak kepada relativisme, dan pluralisme yang tidak terjebak ke dalam relativisme, kesamaan landasan pengertian surat al-Kafirun dengan landasan pengertian kebebasan beragama, terletak pada pluralisme yarng tidak tejebak ke dalam relativisme, tidak pada pluralisme yang terjebak kedalam relativisme.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item