Imam Bukhori, NIM.: 00110017 (2006) QASIDAH AL YATIM LI ILYA ABU MADI: dirasah tahliliyyah simaiyyah Riffatiriyyah. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (QASIDAH AL YATIM LI ILYA ABU MADI: dirasah tahliliyyah simaiyyah Riffatiriyyah)
00110017_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (8MB) | Preview |
|
![]() |
Text (QASIDAH AL YATIM LI ILYA ABU MADI: dirasah tahliliyyah simaiyyah Riffatiriyyah)
00110017_BAB II sampai BAB III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (10MB) | Request a copy |
Abstract
Bahasa sebagai medium karya sastra, sudah merupakan sistem tanda yang mempunyai makna. Medium karya sastra bukanlah bahan ynag bebas seperti wama cat pada lukisan, atau bunyi pada seni musik yang masih bersifat netral dan belum berarti apa-apa. Sedangkan bahasa sebelum digunakan dalarn karya sastra sudah merupakan larnbang-larnbang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh konvensi masyarakat. Oleh karena itu dalarn skripsi ini penulis mengkaji puisi al Yatim karya Iliya Abu Madhi melalui pendekatan semiotik Riffatere. Tujuananya tidak lain adalah untuk memahami dan memberi makna pada tek karya sastra. Hal ini mengingat bahwa karya c:;astra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna. Studi semiotik satra adalah usaha menganalisis sebuah tanda-tanda dan karena itu, menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya-karya sastra mempunyai arti (makna). Menurut Riffatere ada empat hal yang harus diperhatikan dalarn pemaknaan karya sastra. Yaitu: (a). Puisi merupakan ekpresi tidak langsung, yaitu menyatakan suatu hal dengan arti lain. (b). Pembacan Heuristik dan pembacan Hermeneutik. (c). Pencarian matrik, model dan varian. (d). Hipograrn. Dari pembacaan hermeneutik terhadap puisi al-Yatim terungkap, bahwa anak-anak yatim yang kelihatannya hina, akan tetapi sebenamya ia bukanlah anak yang hina, ia mempunhyai harkat dan martabat seperti anak-anak yang lain. Walaupun ia hidup dalam keadaan miskin, menderita karena tidak mempunyai apa-apa. Akan tetapi dibalik penderitaanya itu suatu saat ia akan menemukan kebahagian dan kesejahteraan hidup yanb selama ini diimpikannya. Kemiskinan janganlah sampai membuat potensi-potensi yang ada dalam diri kita tidak tampak, akan tetapi sebaliknhya, kemiskinan harus menjadi motivasi agar hidup kita lebih baik. Secara intertektual puisi al-Yatim karya Iliya Abu Madhi merupakan hipogram dengan puisinya Hafid Ibrahim yang berjudul Riayatu al-Tuful. Hal ini disebabkan kesaman tema antara puisi al-yatim dengan puisi Riayatul al-Tuful. Yaitu keperpihakannya terhadap nasib anak-anak terlantar.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Pembimbing: Drs. Bachrum Bunyamin, M.A |
Uncontrolled Keywords: | Puisi; Semiotika Riffaterre |
Subjects: | Kesusastraan Arab > Bahasa dan Sastra Arab - Analisis Teks |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1) |
Depositing User: | Widiyastuti, M.IP |
Date Deposited: | 24 Sep 2024 15:21 |
Last Modified: | 24 Sep 2024 15:21 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67179 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |