AL-ISIM AL-MAUSUL FI AL-LUGHATAIN AL-ARABIYYAH WA AL-INJILIZIYYAH (Dirasah Tahliliyah Taqabuliyyah)

Entin Marantika, NIM.: 00110295 (2005) AL-ISIM AL-MAUSUL FI AL-LUGHATAIN AL-ARABIYYAH WA AL-INJILIZIYYAH (Dirasah Tahliliyah Taqabuliyyah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AL-ISIM AL-MAUSUL FI AL-LUGHATAIN AL-ARABIYYAH WA AL-INJILIZIYYAH (Dirasah Tahliliyah Taqabuliyyah))
00110295_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (12MB) | Preview
[img] Text (AL-ISIM AL-MAUSUL FI AL-LUGHATAIN AL-ARABIYYAH WA AL-INJILIZIYYAH (Dirasah Tahliliyah Taqabuliyyah))
00110295_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (26MB) | Request a copy

Abstract

Berikut adalah pembetulan ejaan dari teks yang Anda berikan: Bahasa, sebagaimana umumnya dipahami, merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan gagasan, keinginan, dan tujuannya. Melalui bahasa, manusia bisa saling memahami satu sama lain, mengerti apa yang diinginkan orang lain, dan akhirnya sampai pada maksud penggunanya. Dalam proses komunikasi itu, orang yang bertutur (dalam bahasa lisan) dan penulis (dalam bahasa tulis) tentu membutuhkan orang lain yang bisa memahami apa yang disampaikan, sehingga proses dialogis terjadi antara mereka. Atau dengan kata lain, sebuah bahasa bisa berfungsi sebagai alat komunikasi jika ada penggunanya dan digunakan oleh beberapa orang, di mana mereka bisa saling memahami satu sama lain dengan bahasa yang digunakannya itu. Maka, bahasa adalah milik sekelompok orang yang mempunyai kesepakatan bersama atas bahasa tersebut (konvensional). Oleh karena kehidupan manusia dan masyarakat yang majemuk serta terus berkembang, bahasa pun memiliki ragam dan bentuk yang bermacam-macam. Masing-masing orang yang hidup dalam lingkungan atau tempat tertentu menggunakan bahasa tertentu, yang dengannya mereka bisa saling memahami. Di Eropa, misalnya, kita menemukan bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, dan yang lainnya. Demikian juga di Asia terdapat bahasa Indonesia, Cina, Jepang, dan sebagainya. Sedangkan di Timur Tengah, bahasa Arab menjadi mayoritas, meskipun dengan dialek yang berbeda-beda. Dan masih banyak lagi bahasa lain di dunia yang digunakan oleh kelompok tertentu dalam kehidupan mereka. Masing-masing bahasa, baik yang disebut di atas maupun tidak, memiliki kaidah tersendiri dalam pembentukannya. Namun sering kali kita temukan adanya kemiripan bahkan kesamaan antara bahasa yang satu dengan yang lain dari segi struktur. Dalam bahasa Arab, misalnya, dengan kaidah nahwiyah sebagai kaidah gramatikalnya, dikenal istilah isim maushul. Isim maushul sendiri mengandung arti suatu isim yang menunjukkan sesuatu tertentu (manusia, hewan, tumbuhan, atau benda yang lain) dengan diikuti kalimat setelahnya (shilah) yang mengandung dhamir sesuai dengan isim maushul itu sendiri. Isim maushul dalam hal ini bisa berfungsi sebagai subjek langsung, objek langsung, atau menjelaskan subjek atau objek yang jatuh sebelumnya, atau mungkin hanya sebagai keterangan seperti ketika posisinya sebagai majrur. Sebagaimana bagian lain dalam kaidah bahasa Arab, isim maushul juga memiliki ikatan yang kental dengan penggunaan dhamir (kata ganti), fi'il (kata kerja), fa'il (subjek), dan maf'ul (objek). Berubahnya sesuatu yang ditunjuk dari mudzakar (laki-laki) ke mu'annats (perempuan), mufrad (tunggal) ke mutsanna (dua) atau jamak, berakal maupun tidak, menyebabkan isim maushul yang harus digunakan juga ikut berubah. Yang termasuk isim maushul tersebut adalah: الذي, اللتان, الذين, اللاتي, اللواتي, اللائي, اللذان. Dalam bahasa Inggris pun kita temukan adanya struktur bahasa yang mirip dengan bahasa Arab. Struktur yang dimaksud adalah relative pronoun (termasuk di dalamnya adalah who, whom, whose, what, which, that) dan relative adverb (where, when, dan why), di mana yang pertama merupakan kata ganti yang digunakan untuk menggantikan subjek atau objek yang terletak sebelumnya, sedangkan yang kedua adalah kata keterangan yang berfungsi sebagai penghubung dalam kalimat dan berfungsi sebagai kata ganti keterangan. Dalam susunan bahasa Inggris, kedua struktur ini sama-sama digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang memiliki unsur yang sama menjadi satu kalimat dengan cara membuang salah satu unsur tersebut dan digantikan oleh kata penghubung ini. Penggunaan kata penghubung ini juga berbeda-beda sesuai dengan yang digantikannya, apakah manusia, hewan, tempat, waktu, dan berakal atau tidak. Kata penghubung ini membentuk anak kalimat dalam kalimat utama, yang mirip dengan shilah dalam isim maushul, yang dikenal dengan istilah adjective clause atau relative clause. Sampai di sini, setidaknya kita menemukan adanya kemiripan antara bahasa Arab dan Inggris dari segi strukturnya, yang dalam hal ini adalah isim maushul dalam bahasa Arab, relative pronoun dan relative adverb dalam bahasa Inggris. Kemiripan itu minimal kita temukan dalam kata yang ditunjuk oleh masing-masing kata tersebut. Terlebih lagi, kemiripan itu terasa ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di mana sama-sama mengandung arti "yang" atau "yang mana". Dan inilah yang membuat peneliti ingin meneliti lebih jauh sisi persamaan dan perbedaannya dari sisi bentuk dan fungsinya dalam kalimat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Hisyam Zaini, M.A
Uncontrolled Keywords: Struktur Kata; Bahasa Arab; Isim Mausul
Subjects: Bahasa Arab > Bahasa Arab Tatabahasa - Sejarah
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Widiyastut
Date Deposited: 02 Oct 2024 09:42
Last Modified: 02 Oct 2024 09:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67455

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum