Al Mu'awwizatan Fi Al Qur'an Al Azim (Dirasah Tahliliyah Ijtima'iyah)

Rahmat Setiawan, NIM.: 00110333 (2005) Al Mu'awwizatan Fi Al Qur'an Al Azim (Dirasah Tahliliyah Ijtima'iyah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Al Mu'awwizatan Fi Al Qur'an Al Azim (Dirasah Tahliliyah Ijtima'iyah))
00110333_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (10MB) | Preview
[img] Text (Al Mu'awwizatan Fi Al Qur'an Al Azim (Dirasah Tahliliyah Ijtima'iyah))
00110333_BAB II sampai BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

"-U 4J .J .l.4 c.}-• '/ I", merupakan kalimat yang mengandung pengertian yang sangat dalam yaitu bahwa manusia pada dasarnya mempunyai tabiat yang berperadaban dan mempunyai fitrah sosial. Itu merupakan salah satu keistimewaan makhluk Allah yaitu manusia di mana selain akal dan perasaan. Manusia diciptakan di bumi sebagai kholifah yang mempunyai pengertian bahwa manusia harus berinteraksi dengan alam khususnya manusia. Dalam kaitannya dengan al-Mu'awwidzatain di sana disebutkan bahwa sifat-sifat manusia sangat menyimpang dari fitrah dan tabiat manusia yang telah disebut di atas. Di mana al-Mu'awwidzatain mengatakan bahwa, manusia disebut sebagai khonnas yang harus dijauhi dan dilaknat. Sama halnya dengan syetan. Yang menjadi permasalahan bagi peneliti adalah bagaimana situasi dan kondisi sosial pada saat surat al-Mu'awwidzatain diturunkan ? Seperti apakah keadaan manusia pada saat itu, keadaan sosialnya ? Yang seharusnya manusia harus dimuliakan kedudukannya dibanding dengan makhluk Allah yang lain, malah sebaliknya manusia dipojokkan seakan-akan derajat manusia lebih rendah dari setan. Maka dari itu, peneliti tertarik dengan permasalahan tersebut karena pada waktu itu islam berkembang pesat terutama dalam mengatur hubungan dengan sesama manusia atau hubungan sosial. Kontekstualisasinya pada zaman sekarang yaitu apakah keadaan sekarang sama halnya dengan dulu ketika al­ Mu'awwidzatain turun? Untuk lebih lanjut peneliti menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk meneliti masalah . Dalam meneliti dengan pendekatan sosiologi sastra, teori Rene Wellek dan Austin Warren; di mana dalam teorinya terdapat tiga unsur yaitu sosiologi pengarang ( biografi pengarang dengan tujuan mengenal lebih dalam tentang pengarang ), sosiologi karya yang meliputi isi dan tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial ( ekonomi dan politik ), sosiologi pembaca yang menerangkan tentang respond masyarakat pembaca terhadap karya dan minat baca masyarakat terhadap karya. Akan tetapi, peneliti hanya menggunakan dua komponen teori Wellek dan Warren yaitu sosioligi karya dan sosiologi pembaca. Adapun sosiologi pengarang, peneliti tidak mampu untuk mencari data-data konkrit tentang pengarang karena keterbatasan pemikiran peneliti. Manusia dalam keadaan apapun, dimanapun, dan kapanpun selalu dikelilingi oleh kejahatan dan kejelekan. Dan ini sudah menjadi tabiat dasar manusia. Maka dari itu tujuan para Rasul di bumi ini hanyalah mengingatkan dan menyempurnakan akhlak yang mulia. Dan manusia diperingatkan untuk selalu waspada dan tidak ceroboh dalam bersikap dan berbicara terhadap sekelilingnya supaya manusia tidak termasuk golongan yang dijauhi seperti dalam al­ Mu'awwidzatain.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Sugeng Sugiyono, M.A
Uncontrolled Keywords: Al Qur'an; Makna Manusia
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.13 Al-Qur'an - Analisis Bahasa
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Widiyastut
Date Deposited: 02 Oct 2024 10:53
Last Modified: 02 Oct 2024 10:53
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67474

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum