Qissah Qasirah Maji Tafqid Al Sulthoh Li Nawal Sa’dawi: Dirasah Tahliliyyah Naqdiyyah Adabiyyah Nisaiyyah

Nurul Hidayah, NIM.: 01110458 (2005) Qissah Qasirah Maji Tafqid Al Sulthoh Li Nawal Sa’dawi: Dirasah Tahliliyyah Naqdiyyah Adabiyyah Nisaiyyah. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Qissah Qasirah Maji Tafqid Al Sulthoh Li Nawal Sa’dawi: Dirasah Tahliliyyah Naqdiyyah Adabiyyah Nisaiyyah)
01110458_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (15MB) | Preview
[img] Text (Qissah Qasirah Maji Tafqid Al Sulthoh Li Nawal Sa’dawi: Dirasah Tahliliyyah Naqdiyyah Adabiyyah Nisaiyyah)
01110458_BAB II sampai BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (17MB) | Request a copy

Abstract

Lewat salah satu karyanya berbentuk cerpen, yang berjudul Maajiy Tafqidu As­ Sulthoh. Nawal menceritakan tokoh perempuan yang telah paruh umur bemama "Maajiy" dengan sukscs karier dalam jabatan sebagai perdana menteri . Dia adalah istri dari laki-laki yang bernama Denis. Tokoh ibu sangat berpengaruh terhadap Maajiy walaupun ibu telah meninggal dunia. Tokoh ibu sempat meramalkan anaknya ini akan gaga! dalam kehidupanya, bagi sosok ibu bahwa perempuan itu adalah yang bekerja dirumah untuk suami dan aktivitas domestik dalam rumah tangga. Maajiy berontak dan menunjukkkan kesuksesannya, bahwa Maajiy bisa hebat melebihi laki-laki manapun bahkan suaminya. Skripsi yang sekarang berada ditangan pembaca ini mencoba menampilkan pengarang Nawal EI-Saadawi ( 193 I) yang berusaha membobol benteng patriarki, dimana Nawal hadir sebagai pelita yang menerangi kegelapan dan kesuraman nasib para wanita. Nawal EI-Saadawi sebagai perempuan, pl:!juang feminis, dan psikolog yang menaruh perhatian besar rerhadap liku-liku kehidupan dan penderitaan kaum hawa ditengah masyarakat patriarkis, dengan gayanya yang khas, vulgar dan ceplas-ceplos. Reaksi kritis ini, telah dituangkan dalam dominan karya-karya Nawal sebagai pejuang feminis. Nawal mencoba menaikan gengsi percmpuan agar setara dengan laki-laki, bahwa perempuan juga bisa berselingkuh, marah, memegang kekuasaan dan pemerintahan, hingga membunuh. Semangat pembelaan perempuan lewat karya sastra selaras dengan perjuangan feminis, Hal inilah yang kemudian dipe juangkan Nawal EI-Saadawi, seorang novelis dan aktivis gerakan perempuan. Menurut hemat penulis, cerpen Maajiy Tafqidu As-Sulthoh tepat bila dikaji dengan pendekatan kritik sastra feminis dengan kecenderungan pada kritik ideologis yang dikemukakan Soenarjati Djadajnegara. Dimana, karya sastra yang menampilkan tokoh-tokoh perempuan bisa dikaji dari segi feministik, baik cerita rekaan, lakon, novel, maupun sajak mungkin untuk diteliti dengan pendekatan feminis, asal saja ada tokoh perempua11nya kita akan mudah mcnggunakan pendekatan ini jika tokoh perempuan itu dikaitkan dengan tokoh laki-laki, tidak jadi soal apakah mereka berperan sebagai tokoh utama, tokoh protagonis, atau tokoh bawahan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Pembimbing: Yulia Nasrul Latifi, S.Ag, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Cerpen; Nawal Sa'dawi; Patriarki
Subjects: Kesusastraan Arab > Cerpen
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Widiyastuti, M.IP
Date Deposited: 04 Oct 2024 15:43
Last Modified: 04 Oct 2024 15:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67610

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum