PEREMPUAN DALAM KISAH AL-QUR’AN: ANALISIS SEMIOTIKA PENAFSIRAN KISAH HAWA DAN UMMU JAMIL

Aisyah Adella Lestari, NIM.: 17105030039 (2024) PEREMPUAN DALAM KISAH AL-QUR’AN: ANALISIS SEMIOTIKA PENAFSIRAN KISAH HAWA DAN UMMU JAMIL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEREMPUAN DALAM KISAH AL-QUR’AN: ANALISIS SEMIOTIKA PENAFSIRAN KISAH HAWA DAN UMMU JAMIL)
17105030039_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PEREMPUAN DALAM KISAH AL-QUR’AN: ANALISIS SEMIOTIKA PENAFSIRAN KISAH HAWA DAN UMMU JAMIL)
17105030039_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Al-Qur’an yang diyakini sebagai pedoman hidup dinilai menjadi salah satu sumber ketimpangan dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak penafsiran yang menempatkan perempuan sebagai makhluk kedua setelah laki-laki. Seperti dalam ranah keluarga, istri seringkali ditempatkan sebagai makhluk domestik yang tugasnya hanya melayani keluarganya saja. Hal ini diperkuat dengan penyebutannya yang secara implisit dengan menggunakan d{ami>r muttas{il ha yang mengindikasikan seorang istri selalu memiliki keterikatan dengan suaminya. Pada kenyataannya perempuan diakui dan memiliki kedudukan serta mempunyai hak seperti laki-laki. Dalam penelitian ini penulis mengkaji dua dari sebelas kisah suami-istri dalam al-Qur’an, yaitu kisah Hawa dan kisah Ummu Jamil, karena kisah ini memiliki simbol-simbol yang perlu dipecahkan dan terdapat pengulangan peristiwa dengan struktur yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis untuk memaparkan kedua kisah ini dengan tafsir tematik serta mengkonstruksi peran perempuan dengan analisis bahasa menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menampilkan deskripsi kisah-kisah saja, tetapi juga analisis, akan lebih terlihat jelas pesan filosofisnya. Dengan metode dan pendekatan tersebut, penulis menemukan beberapa hal menarik dari dua kisah tersebut, diantaranya: Pertama, dari proses penciptaannya, Hawa diciptakan dari bahan yang sama dengan Adam yang ditunjukkan dengan frasa nafs wahidah. Dari aspek alur hidup, mulanya Hawa gagal mematuhi perintah Allah, namun pada akhirnya Hawa sukses menjalankan misi Ilahi dan menanamkan nilai-nilai keimanan bagi generasi setelah mereka. Adapun Ummu Jamil, mulanya ia sukses melakukan pemboikotan terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya, namun pada akhirnya ia bersama suaminya gagal menjalani hidup. Kesuksesan yang ia raih di dunia mengantarkan mereka pada kegagalan di akhirat. Kedua, dari aspek gaya bahasa diperoleh nilai-nilai filosofis yang relevan dengan konteks kehidupan saat ini, seperti kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan, bahwa setiap laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan peluang yang sama dalam melakukan kebaikan yang didasarkan atas samanya kenikmatan dan peraturan yang diberikan Allah. Peran yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk berada diruang publik sehingga dalam pembacaan ini dapat menghilangkan subordinasi bagi perempuan yang sering dianggap sebagai manusia kelas dua, sumber dari kesalahan dan hanya layak berada di ruang domestik saja.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Hj. Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M.Hum M.A.
Uncontrolled Keywords: Perempuan, Kisah Hawa dan Ummu Jamil, Semiotika Charles Sanders Peirce
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 11 Oct 2024 10:09
Last Modified: 11 Oct 2024 10:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67673

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum