MENJEMBATANI UNIVERSALITAS AL-QUR’AN DAN LOKALITAS SUNDA DENGAN VERNAKULATISASI: TINJAUAN AL-AMIN AL-QUR’AN TARJAMAH SUNDA

Rivki Lutfiya Farhan, NIM.: 22205031080 (2024) MENJEMBATANI UNIVERSALITAS AL-QUR’AN DAN LOKALITAS SUNDA DENGAN VERNAKULATISASI: TINJAUAN AL-AMIN AL-QUR’AN TARJAMAH SUNDA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MENJEMBATANI UNIVERSALITAS AL-QUR’AN DAN LOKALITAS SUNDA DENGAN VERNAKULATISASI: TINJAUAN AL-AMIN AL-QUR’AN TARJAMAH SUNDA)
22205031080_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (MENJEMBATANI UNIVERSALITAS AL-QUR’AN DAN LOKALITAS SUNDA DENGAN VERNAKULATISASI: TINJAUAN AL-AMIN AL-QUR’AN TARJAMAH SUNDA)
22205031080_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Pola penerjamahan ayat dalam Al-Amin Al-Qur’an Tarjamahan Sunda, menunjukan bahwa bahasa adalah cerminan dari sebuah budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat Sunda. Konsekuensinya proses transfer budaya asal menuju budaya tujuan saling memberikan pengaruh terhadap budaya yang bersangkutan, ini menunjukan adanya peran penting sebagai kumunikator yang menghubungkan antara dua kesenjangan yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada vernakularisasi dalam al-Amin al-Qur’an Tarjamah Sunda. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analitis kritis. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan analisis teks. Dengan menggunakan Vernakularisasi Sally Angle Merry penelitian ini menunjukkan bahwa vernakularisasi dalam Al-Amin al-Qur’an Tarjamah Sunda melibatkan dua proses utama: replikasi dan hibridisasi. Replikasi melibatkan penggunaan gaya bahasa lokal dan bentuk penulisan yang sesuai dengan budaya Sunda, sedangkan hibridisasi merupakan pengadopsian budaya Sunda. Al-Amin al-Qur’an Tarjamah Sunda menggunakan gaya bahasa bahasa kiwari (populer) dengan presentase 75% dan gaya bahasa buhun (kuno) 25%. Al-Amin menerjemahkan Al-Qur'an dengan tiga kategori gaya bahasa: hormat atau lemes, sedéng, dan kasar, sesuai konteks komunikasi yang diterjemahkan. Penerjemahan halus digunakan untuk teks doa dan sifat Allah, sedangkan penerjemahan kasar diterapkan pada komunikasi antara Allah dan orang kafir. Al-Amin juga menggunakan kata penguat (kecap pangantéb) seperti nya, pisan, téh, mah, dan pon yang familiar di masyarakat Sunda untuk mempertegas makna. Selain itu Al-Amin juga menggunakan ungkapan idiomatik atau kecap panganteur seperti jig, pok, dan prak untuk menambah rasa bahasa Sunda dalam terjemahan. Pronomina yang digunakan juga disesuaikan dengan konteks, seperti urang, kaula, abdi, dan kami untuk menjaga kesesuaian makna dalam bahasa Sunda. Perubahan struktur bahasa dilakukan untuk menyelaraskan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, termasuk perubahan struktur kalimat, leksikal, dan unit semantik. Proses vernakularisasi ini memastikan bahwa terjemahan Al-Qur'an dapat diterima dan dihayati oleh masyarakat Sunda tanpa kehilangan integritas teks asli, dengan mempertimbangkan konteks budaya lokal dan norma masyarakat Sunda. Temuan penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi studi terjemahan Al-Qur'an dan pemahaman budaya dalam konteks Islam di Indonesia, khususnya di wilayah Sunda. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerjemahan teks Al-Qur’an tidak hanya sekadar alih bahasa, tetapi juga melibatkan adaptasi budaya yang mendalam.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. H. Adib Sofia, S.S., M. Hum
Uncontrolled Keywords: Vernakularisasi, Al-Amin Al-Qur’an Tarjamah Sunda, Al Qur'an
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.122 Quran, Al-Qur'an, Alquran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 11 Oct 2024 15:03
Last Modified: 11 Oct 2024 15:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67817

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum