RESEPSI AL-QUR’AN MASYARAKAT GORONTALO DALAM TRADISI NGADI WUNU-WUNUNGO

Noufal P. Tumewu, NIM.: 22205031095 (2024) RESEPSI AL-QUR’AN MASYARAKAT GORONTALO DALAM TRADISI NGADI WUNU-WUNUNGO. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (RESEPSI AL-QUR’AN MASYARAKAT GORONTALO DALAM TRADISI NGADI WUNU-WUNUNGO) 22205031095_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (RESEPSI AL-QUR’AN MASYARAKAT GORONTALO DALAM TRADISI NGADI WUNU-WUNUNGO) 22205031095_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tradisi Ngadi Wunu-wunungo dalam tradisi pembacaan al-Qur’an masyarakat Gorontalo menjadi produk kebudayaan sebagai salah satu kekayaan dalam tradisi keislaman, terutama dalam spektrum kajian al-Qur’an di Indonesia. Dimulai dari kebiasaan masyarakat dalam bersyair, tradisi ini hadir sebagai inovasi yang melahirkan interaksi yang atraktif antara masyarakat dan al-Qur’an. Dengan memosisikan syair sebagai diskursus yang melahirkan interpretasi terhadap kitab suci melalui pemaknaan yang sesuai dengan kearifan lokal, penelitian ini menganalisis bentuk resepsi (penerimaan) masyarakat terhadap al-Qur’an melalui tradisi Ngadi Wunu-wunungo sebagai objek kajian yang meliputinya. Penelitian berangkat dari beberapa pokok persoalan berikut: Pertama, bagaimana bentuk pembacaan al-Qur’an masyarakat Gorontalo yang digunakan dalam tradisi Ngadi Wunu-wunungo dengan menelisik bentuk maupun model pembacaan yang berkembang di antara masyarakat; Kedua, bagaimana karakteristik penerimaan dari beberapa diskursus intelektualitas kajian living Qur’an bila ditinjau dari kerangka berpikir studi Islam. Data penelitian merujuk pada kajian lapangan yang meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi di mana penelitian dilaksanakan sebagai data primer. Sementara data-data yang berasal dari literatur-literatur lainnya digunakan sebagai pendukung untuk menciptakan bentuk penulisan yang lebih ilmiah dalam kerangka berpikir dan analisisnya. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan teori “resepsi” yang diadaptasi dari tulisan Sam D. Gill dalam “Nonliterate Tradition and Holy Books,” melalui fungsi informatif dan performatif, yang di mana kajiannya dikembangkan melalui fungsi dasar kitab suci yang masuk dalam masyarakat yang tidak mengenal huruf (nonliterate). Selanjutnya untuk mengembangkannya dalam kajian al-Qur’an, akan dibantu dengan bentuk resepsi yang dikembangkan oleh Ahmad Rafiq melalui tiga bentuk penerimaan; exegesies, functional dan aestetict. Hasil dari penelitian ini melahirkan beberapa kesimpulan sebagai berikut; Pertama, sebagai upaya mengimplementasikan nilai-nilai keislaman yang terkandung di dalam al-Qur’an, para ulama di Gorontalo berinovasi melalui syair-syair lokal yang berwujud dalam tradisi Ngadi Wunu-wunungo. Keaktifan masyarakat dalam syair-menyair dijadikan satu pijakan yang secara formal memberikan ketertarikan khusus terhadap konteks kegiatan yang meleburinya. Dengan demikian tradisi ini menjadi salah satu bentuk pembacaan al-Qur’an di Indonesia yang memiliki perpaduan dengan kebudayaan-kebudayaan lokal. Kedua, dalam vitalitas kehidupan masyarakat Gorontalo, tradisi ini membentuk dimensi yang mengarah pada fungsi al-Qur’an sebagai kitab suci. Sebagai tradisi lisan, Ngadi Wunu-wunungo merupakan praktik yang diterima secara turun temurun sebagai bagian dari proses approaches masyarakat dengan al-Qur’an. Jika secara umum komunitas muslim mengikuti pembacaan al-Qur’an dalam kegiatan-kegiatannya, dalam tradisi Gorontalo dilaksanakan dengan Ngadi Wunu-wunungo agar dapat menyemaikan chemistry masyarakat sebagai pembaca maupun pendengar.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item