TABARRUJ DALAM QS. AL-AHZAB [33]: 33 DAN QS. AN-NUR [24]: 60 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI

Achmad Muzakki Abdirrozak, NIM.: 20105030050 (2024) TABARRUJ DALAM QS. AL-AHZAB [33]: 33 DAN QS. AN-NUR [24]: 60 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TABARRUJ DALAM QS. AL-AHZAB [33]: 33 DAN QS. AN-NUR [24]: 60 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI)
20105030050_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TABARRUJ DALAM QS. AL-AHZAB [33]: 33 DAN QS. AN-NUR [24]: 60 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI)
20105030050_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Perkembanagan teknologi membuat perilaku manusia ikut berkembang dan mengalami perubahan, tidak terkecuali wanita yang juga berlomba mengikuti trend. Sebagian muslimah ikut berlomba merombak cara berpakaian dan cara berdandan serta perilaku mereka demi mengikuti trend tersebut dan ingin dikenal. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup telah mengatur cara berhias, berpakaian, dan berperilaku melalui hukum tabarruj. Kata tabarruj hanya ditemukan dalam 2 ayat Al-Qur’an, yaitu QS. Al-Ahzab [33]: 33 dan QS. An-Nur [24]: 60 sehingga tidak heran jika aturan ini terdengar asing. Maka, peneliti mencoba mengkaji dan menjelaskan tabarru>j menurut pandangan mufasir terdahulu dan bagaimana jika dilihat melalui perspektif tafsir maqasidi. Peneliti juga mencari terjemahnya agar lebih mudah dipahami masyarakat umum. Kata tabarruj terambil dari lafadz baraja yang artinya nampak dan tinggi. Kata ini kemudian dikembangkan menjadi perilaku wanita yang sengaja menampakkan sisi kewanitaannya melalui cara berpakaian dan bertingkah laku sehingga menjadi perhatian. Kajian ini bertujuan menggali makna dari lafadz tabarruj dan alasan mengapa tabarruj dilarang. Peneliti menggunakan metode tafsir maqasidi dari Abdul Mustaqim yang mengedepankan cara berpikir logis dan kritis sehingga ditemukan tujuan dan maksud sebuah aturan. Tafsir maqasidi berusaha merasionalkan penafsiran suatu ayat dengan tujuan memudahkan pemahaman manusia modern yang selalu ingin logis dengan berlandaskan prinsip maqasid al-syari’ah. Metode ini juga mengikuti kaidah penafsiran sehingga produk yang dihasilkan tidak menyimpang dan menolak mendatangkan maslahah. Penelitian ini memuat penafsiran terdahulu untuk melihat pergeseran maknanya sehingga makna kontekstualnya sesuai dengan makna aslinya. Hampir semua mufasir memaknai tabarruj dengan perilaku wanita yang menampakkan keindahan dan kecantikannya dihadapan laki-laki selain suaminya. Kemudian melalui penafsiran perspektif maqasidi. tujuan pelarangan tabarruj adalah untuk mengankat harkat dan martabat seorang wanita serta menjauhkannya dari pandangan buruk atau fitnah. Kata tabarruj jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai kemayu, yaitu kata sifat dari perilaku genit dan centil untuk terlihat menonjol. Kata tersebut kemudian dikembangkan menjadi perilaku wanita yang ingin menjadi perhatian orang lain dengan berhias, berbicara, bertingkah laku, dan berpakaian seperti orang-orang jahiliyah yang memperlihatkan keindahan dan kecantikannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag.
Uncontrolled Keywords: tabarruj; tafsir maqasidi; berhias; zinah
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir
Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 16 Oct 2024 09:22
Last Modified: 16 Oct 2024 09:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67853

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum