REINTERPRETASI Q.S. AL-BAQARAH [2]: 271 TENTANG SEDEKAH SECARA RAHASIA DAN TERBUKA (PRESPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA)

Moh. Abdul Azis Sahlan, NIM.: 22205035001 (2024) REINTERPRETASI Q.S. AL-BAQARAH [2]: 271 TENTANG SEDEKAH SECARA RAHASIA DAN TERBUKA (PRESPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (REINTERPRETASI Q.S. AL-BAQARAH [2]: 271 TENTANG SEDEKAH SECARA RAHASIA DAN TERBUKA (PRESPEKTIF MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ)) 22205035001_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (REINTERPRETASI Q.S. AL-BAQARAH [2]: 271 TENTANG SEDEKAH SECARA RAHASIA DAN TERBUKA (PRESPEKTIF MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ)) 22205035001_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini merupakan penelaahan lebih dalam terkait interpretasi Q.S. Al-Baqarah [2]:271 mengenai sedekah secara rahasia dan secara terbuka melalui pendekatan ma’nā cum maghza untuk mengungkap makna historis, signifikansi historis dan signifikansi dinamisnya. Secara tradisional, ayat ini diartikan sebagai keutamaan sedekah secara tertutup dan terbuka dengan berbagai konsep dan batasan-batasannya. Karya-karya mufasir dari berbagai periode cenderung menginterpretasikan ayat ini melalui analisis tekstual dan diskusi afdhaliyah sedekah dalam lingkup hukum sedekah (antara sedekah wajib dan sunah). Melalui pendekatan ma’na cum maghza dengan menggabungkan pelacakan makna historis, signifikansi historis dan signifikansi dinamisnya dalam realitas kontemporer, penelitian ini menghasilkan: pertama, ayat ini secara historis memiliki pemaknaan keutamaan bersedekah secara tertutup dan terbuka, sedekah secara terbuka adalah baik, dan sedekah secara tertutup lebih baik, karena dengan sedekah akan dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Kedua, secara historis, ayat ini memiliki signifikansi berupa anjuran untuk saling berbagi kepada orang yang membutuhkan baik dari golongan Islam sendiri maupun non Muslim. dimana pada awal kedatangan Islam masyarakat Arab abai dengan hal tersebut. Orang yang lebih kaya tidak peduli dengan orang fakir yang memerlukan uluran tangan; sedekah secara tertutup (pada sedekah sunah) menghindarkan pada sikap riya dan pamrih, serta dapat menjaga kehormatan (harga diri) penerima sedekah; sedekah secara terbuka (pada sedekah wajib) dapat menghindarkan dari perasangka buruk bagi orang lain; sedekah secara terbuka akan lebih baik karena dapat menjadi teladan, motivasi dan syiar agama. Ketiga, terkait signifikansi dinamis, ayat ini termasuk ayat-ayat hukum yang mengandung nilai intruksional (anjuran/perintah) yang menjadi jawaban atas problem realitas sosial yang terjadi pada waktu itu. Karenanya, kini ayat ini hadir sebagai solusi atas problem realitas sosial mengenai sedekah, infak dan zakat. Ayat ini juga memberi ruang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sedekah, infak dan zakat yang lebih transparan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan maupun pemerintah. Tidak hanya transparansi pada proses pemberian saja, tetapi pengelolaan seacra keseluruhan, sehingga menghadirkan kenyamanan dan tepat sasaran demi kepentingan bersama. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang makna dan signifikansi Q.S. Al-Baqarah [2]:271 dalam konteks historis dan kontemporer serta mengakomodir aspek tradisional dan modern. Oleh karena itu, kontribusi penting dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran ayat ini dalam menghadapi perubahan dan kebutuhan masyarakat dalam lintas ruang dan waktu serta kamajuan teknologi.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item