LARANGAN PENISTAAN AGAMA DALAM Q.S AL-AN’AM AYAT 108 (APLIKASI PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA)

Kusnor Rohman, NIM: 17105030097 (2024) LARANGAN PENISTAAN AGAMA DALAM Q.S AL-AN’AM AYAT 108 (APLIKASI PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (LARANGAN PENISTAAN AGAMA DALAM Q.S AL-AN’AM AYAT 108 (APLIKASI PENDEKATAN MA’NA-CUM-MAGHZA)) 17105030097_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (LARANGAN PENISTAAN AGAMA DALAM Q.S AL-AN’AM AYAT 108 (APLIKASI PENDEKATAN MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ)) 17105030097_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Dalam al-Qur’an sebenarnya telah tertulis secara terang benderang tentang larangan menista agama orang lain yang terdapat dala surat al-An’am ayat 108.. Fenoemena penistaan agama di Indonesia merupakan salah satu isu yang sangat kompleks dan selalu banyak mengundang kontroversi baik dalam ranah hukum positif maupun dalam konteks kajian keislaman. Merespon hal ini, sejumlah jawaban ataupun solusi telah banyak ditawarkan oleh para mufassir ataupun sarjana muslim dalam bentuk kajian akademis. Namun, ternyata tidak cukup menuntaskan masalah yang ada, bahkan justru memicu ketidakpuasan, hal ini dapat dikatakan bahwa isu tentang penistaan agama merupakan masalah yang kompleks. Selama ini, kajian terkait wacana penistaan agama hanya bergumul dalam ranah hukum penistaan agama dan tidak memberikan solusi yang konkrit bagaimana seharusnya seseorang khususnya umat Islam berelasi dengan umat lain yang berbeda keyakinan. Menjawab persoalan ini, terdapat sebuah metode yang masih jarang digunakan untuk meneliti soal penistaan agama ialah metode Ma’na Cum Maghza. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui dan menjelaskan makna tersirat yang terkandung dalam surat al-A’am ayat 108. Dengan mengunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza, dimulai dari mencari makna asal literal (makna historis) sebagai landasan awaal memahami pesan utama teks. Kemudian dikembangkan dengan mencari makna signifikan (maghza) ayat yang relevan sehingga bisa diaktualisasikan khususnya untuk umat Islam sendiri di zaman sekarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-interpretatif. Sumber primer pada penelitian ini ialah Al-Qur’an dan Hadist beserta kita-kitab tafsir yang membicarakan soal penistaan agama, begitu juga artikel ilmiah yang berkaitan dengan persoalan penistaan agama. Dari hasil penelusuran signifikansi fenomenal dinamis (al-maghza al-mutaharrik) atas surat al-An’am ayat 108, penulis menyimpulkan bahwa ayat ini merupakan ayat yang tidak hanya membicarakan soal hukum larangan penistaan agama. Akan tetapi secara implisit ayat ini mengandung pesan atau nilai-nilai edukasi khususnya perihal etika atau akhlak seorang Muslim menjalin hubungan dengan agama lain. Hal ini dapat dilihat dari masa diturunkannya ayat ini, yaitu di masa awal perjuangan dakwah nabi di Mekkah yang berarti umat Islam saat itu belum terlalu mendalam memahami agama dan berelasi dengan kaum yang berbeda keyakinan, xv sehingga membutuhkan bimbingan secara intensif. Setelah mencoba menelusuri makna signifikan ayat ini, Penulis merumuskan beberapa nilai-nilai yang terdapat dalam surat al-An’am yang harus diktualisasikan. Pertama, Umat Islam seharusnya lebih sadar bahwa agama Islam datang sebagai agama yang damai, menjunjung tinggi persaudaraan dan mengakui eksistensi agama lain. Kedua, melakukan pembinaan secara intensif di internal Islam sendiri. Ketiga, terbuka untuk mengadakan dialog. Keempat, tersikap tawadu’. Tawadu’ dalam arti kehidupan sosial dapat dilihat dari kemampuan seseorang menghargai keberadaan orang lain dan menghargai pendapat orang lain. Kelima, umat Islam harus mempunyai kesadaran tentang pentingnya adab dan ilmu.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item