AL BAGHAD AL FALSAFAH FI RIWAYAH HAYY BIN YAQDZON (Dirasah Tahliliyah Sima'iyyah)

Yuyun Khairunnisa’, NIM.: 99112379 (2004) AL BAGHAD AL FALSAFAH FI RIWAYAH HAYY BIN YAQDZON (Dirasah Tahliliyah Sima'iyyah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AL BAGHAD AL FALSAFAH FI RIWAYAH HAYY BIN YAQDZON (Dirasah Tahliliyah Sima'iyyah)) 99112379_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (13MB) | Preview
	Text (AL BAGHAD AL FALSAFAH FI RIWAYAH HAYY BIN YAQDZON (Dirasah Tahliliyah Sima'iyyah)) 99112379_BAB II sampai BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (28MB) | Request a copy

Abstract

Karya sastra yang sangat cerdas, solusi yang sangat tepat dan efektif. Antara lain adalah keistimewaan yang terdapat dalam novel yang berjudul Hayy bin Yaqdzon. Sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan pengetahuan seorang anak manusia yang bemama Hayy bin Yaqdzon. Hayy hidup dalam keterasingan, dan gambaran Hayy yang hidup dalam keterasingan itu bertujuan untuk menggambarkan Hayy dalam mencari pengetahuan. Tak dapat diragukan lagi bahwa pengasingan diri adalah salah satu sarana untuk mencari pengetahuan. Pengetahuan akan mendorong kita untuk bangkit dari keterasingan kita yang bertumpu pada diri kita dan memindahkan kita ke tempat lain dan z.aman lain. Kita akan berhubungan dengan sesuatu yang lain dan bangkit dari keterasingan menuju pengetahuan tentang aku yang lain, yaitu alam Jlahi Dengan pengetahuan, maka manusia mampu beranjak dari keterasingannya, ia takkan hidup sendiri dan untuk dirinya lagi. Kita tak mungkin dapat meniadakan sisi sosial pengetahuan, karena pengetahuan membantu manusia dalam berinteraksi. Di samping predikat dan logika pengetahuan bertema sosial, alat yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan sendiri adalah logika­logika yang terdiri dari konsep imajinasi, bahasa, norma dan aturan yang berbentuk sosial. Sebagai sebuah karya sastra yang lahir di tengah fenomena manusia, novel Hayy bin Yaqdzon ini tentu saja tidak lahir dalam konteks kekosongan budaya, ia mewakili "sesuatu" yang ada pada masanya. Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan semiotic Riffatere yang ditujukan untuk menangkap sistem tanda yang ada pada karya sastra tersebut. Hal ini didasarkan pada argumentasi bahwa bahasa dan karya sastra tentu menyimpan tanda-tanda semiotika yang mewakili semangat dan pandangan dunia pada suatu zaman.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item