AL NABIY LI GIBRAN KHALIL GIBRAN (Dirasah Tahliliyyah Bunyawiyah Simiyutikiyyah)

Ahmad Firdaus, NIM.: 99112407 (2005) AL NABIY LI GIBRAN KHALIL GIBRAN (Dirasah Tahliliyyah Bunyawiyah Simiyutikiyyah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AL NABIY LI GIBRAN KHALIL GIBRAN (Dirasah Tahliliyyah Bunyawiyah Simiyutikah)) 99112407_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (12MB) | Preview
	Text (AL NABIY LI GIBRAN KHALIL GIBRAN (Dirasah Tahliliyyah Bunyawiyah Simiyutikah)) 99112407_BAB II sampai BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (17MB) | Request a copy

Abstract

Karya sastra mempakan ekpresi estetis dan pemaknaan terhadap realitas. Pengkajian karya sastra seringkali ridak terlepas dari kajian teks. Artinya ia selalu diidentikkan dengan teks, sedangkan babasa diyakini sebagru media teks tersebut. Hal ini akan menjadikan batasan yang kurang jelas antara teks sastra dan teks yang bukan sastra. Karena kalau memang media teks adalah bahasa, maka secara struktural keduanya memiliki persamaan yakni mereka sama-sama memiliki unsur kata, kalimat, dan makna. Tetapi ada satu hal yang dapat membedakan keduanya dan sekaligus dijadikan barometer dasar penelitian yaitu nilai estetika An Nabi yang merupakan salab satu karya Gibran adalah satu bentuk karya sastra yang mengandung nilai-nilai estetika. Berkaitan dengan nilai-nilai estetika yang terdapat dalam karya Gibran tersebut, maka penulisan berusaha untuk mengungkapkan pikiran-pikiran Gibran yang tersirat dalam kombinasi kata yang terangkai, sehingga rangkaian tersebut menjelma menjadi tanda-tanda sastra yang siap untuk diintepretasikan oleb para penelaah sastra. Untuk menafsirkan tanda-tanda yang terdapat dalam karya sastra diperlukan telaah sastra, dan di dalam telaab sastra dibutuhkan teori sebagi alat analisa. Teori yang digunakan baruslah dapat memahami makna karya sastra secara optimal. Sehingga penggunaan teori yang tepat dapat menghindari kemungkinan adanya kesalahan interpretasi dan penilaian dari basil telaah sastra yang telah dilakukan. Berdasarkan alasan inilah penulis menggunakan teori struktural semiotik, sebagai alat aoalisa untuk meoginterpretasikan makna tanda yang terdapat dalam An-nabi karya Kalil Gibran. Hal ini mengingat bahwa untuk mengkaji dan memahami karya sastra tidak terlepas dari anal isis semiotik . Sebab secara semiotik, sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bennakna yang ditentukan oleh konvensi. Makna sastra adalah arti yang timbul oleh bahasa yang disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti bukao semata-mata hanya arti babasa melainkan berisi arti tambahao berdasarkan konvensi sastra bersangkutan. Adapun tanda-tanda yang dimaksudkan dalam penulisan disioi adalah tanda struktural, dimana penokohan, alur, latar, dan tema pada novel An-Nabi dapat dikatakan sebagai tanda struktural. Maka dari itu setelah dilakukan penelusuran data-data yang ada dalam kerangka semiotik, tanda tersebut mempunyai arti yang beda sebagaimana yang dipaharni daJam dataran analisis struktural. Tokoh-tokoh disini bukan hanya sebagai pemeran dalam cerita, tetapi merupakan sebuah retleksi kehidupan sosial. Alur disusun dalam bentuk penyampaian pengetahuan berdasarkan aspek-aspek kebenaran dan spritualitas dalam kebidupan universal, sehingga karya ini terkesan sebagai sebuah kitab ajaran agama yang mengandung nilai-nilai keromantisan. Adapun latar tidak banya digambarkan dengan kehidupan rakyat Orphales, tetapi jauh lebih mendalam mencoba untuk mengungkap persoalan-persoaJan sosial.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item