Qasidah " AnshudaH Al Matar " Li Badr Shakir Al Sayyab : Tahlil Simiyutiqiy Li Mishil Rifatir

Achmad Atho'illah, NIM.: 02110870 (2006) Qasidah " AnshudaH Al Matar " Li Badr Shakir Al Sayyab : Tahlil Simiyutiqiy Li Mishil Rifatir. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (Qasidah " AnshudaH Al Matar " Li Badr Shakir Al Sayyab : Tahlil Simiyutiqiy Li Mishil Rifatir) 02110870_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (13MB) | Preview
	Text (Qasidah " AnshudaH Al Matar " Li Badr Shakir Al Sayyab : Tahlil Simiyutiqiy Li Mishil Rifatir) 02110870_BAB II sampai BAB III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (25MB) | Request a copy

Abstract

Badr Syakir al-Sayyab (1926-1964) adalah salah seorang penyair besar dalam kesusastraan Arab yang turut memberikan sumbangan eksperimen dalam upaya pembaharuan puisi Arab modern. Pada akhir tahun 1940-an, ia bersama Nazik al-Malaikah mengusung gerakan puisi bebas (al-Syi'r al-Hurr). Di antara sajak al-Sayyab yang terkenal adalah Unsyudah al-Mathar (Nyanyian Hujan). Terbitnya antologi dan sajak Unsyudah al-Mathar pada tahun 1960 merupakan peristiwa yang paling penting dalam sejarah puisi Arab zaman ini. Dalam upaya pemaknaan sajak, dapat dilakukan berbagai macam analisis, yang di antaranya adalah analisis semiotik. Penelitian ini merupakan usaha menganalisis sajak Unsyudah al-Mathar karya al-Sayyab dengan menggunakan teori semiotik yang dikembangkan oleh Michael Riffaterre dalam bukunya Semiotics of Poetry (1978). Dalam bukunya tersebut, dikemukakan beberapa hal pokok dalam usaha memproduksi makna sebuah sajak, yaitu: (1) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (2) matriks, model, dan varian, serta (3) hipogram. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik model Riffaterre yang termaktub dalam bukunya Semiotics of Poetry sehingga untuk memproduksi makna puisi (sajak) mengacu pada metode yang ditawarkannya dan kemudian dijadikan sebagai langkah dalam analisis data. Selain memanfaatkan metode di atas, akan dimanfaatkan pula metode kajian pustaka. Sajak Unsyudah al-Mathar banyak menggunakan ungkapan ekspresi tidak langsung dengan adanya penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning). Untuk konkretisasi makna yang terkandung dalam sajak tersebut, dapat dilakukan melalui pembacaan heuristik (pembacaan menurut konvensi bahasa) dan hermeneutik (pembacaan menurut konvensi sastra). Dengan pembacaan tersebut, dapat diungkapkan makna-makna tersembunyi yang ingin disampaikan oleh sang penyair. Dalam sajak Unsyudah al-Mathar, al-Sayyab tampaknya berupaya untuk menggugah semangat revolusi untuk melakukan perubahan total di negerinya yang telah mengalami ketertindasan oleh penguasa dan kaum penjajah. Ia mengungkapkan jalan cerita mengenai kondisi-kondisi yang terjadi dengan cukup sistematis, mulai dari kejayaan masa lampau di negerinya sampai penyuaraan revolusi untuk perubahan. Inilah yang dijadikan sebagai matriks yang kemudian ditransformasikan dalam model Unsyudah al-Mathar (Nyanyian Hujan). Matriks sebagai hipogram intern ditransformasikan menjadi varian-varian berupa "masalah" atau "uraian" dalam setiap bagian sajak mulai dari bagian pertama sampai bagian kedelapan. Untuk memperoleh makna yang penuh, sajak ini kemudian dihubungkan dengan teks-teks lain yang disinyalir menjadi hipogramnya, seperti karya-karya puisi sebelumnya baik itu karya Arab maupun non-Arab, al-Qur'an, al-Hadis, Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, kejadian serta pemikiran yang melingkupi penyair, dan sebagainya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item