KONSEPSI TAUHID MENURUT IBN TAIMIYYAH DAN ABUL A'LA AL-MAUDUDI (Studi Komparatif Pemikiran Tokoh)

• Mochammad Arief Rochman, NIM.: 00510040 (2008) KONSEPSI TAUHID MENURUT IBN TAIMIYYAH DAN ABUL A'LA AL-MAUDUDI (Studi Komparatif Pemikiran Tokoh). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONSEPSI TAUHID MENURUT IBN TAIMIYYAH DAN ABUL A'LA AL-MAUDUDI (Studi Komparatif Pemikiran Tokoh)) 00510040_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (26MB) | Preview
	Text (KONSEPSI TAUHID MENURUT IBN TAIMIYYAH DAN ABUL A'LA AL-MAUDUDI (Studi Komparatif Pemikiran Tokoh)) 00510040_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (52MB) | Request a copy

Abstract

Persoalan keyakinan merupakan hal yang paling penting dalam suatu agama. Keyakinan merupakan sumber utama bagi para pemeluk agama sehingga seseorang dikatakan beragama. Bahkan, keyakinan itu adalah agama itu sendiri, sehingga dapat dikatakan ia berkeyakinan sama dengan ia beragama. Islam merupakan agama yang sangat fenomenal dan membutuhkan keyakinan yang dalam untuk dapat menjadi muslim yang sahih, karena keyakinan dalam Islam adalah meyakini keberadaan yang ghaib yang tidak tampak oleh indra kita. Islam adalah meyakini adanya Tuhan semesta alam yang menciptakan alam semesta ini dan yang mengaturnya. Dalam Islam, keyakinan diistilahkan dengan Aqidah, dan inti dari Aqidah Islamiyyah adalah Tauhidullah (meng-esakan Allah). Pada zaman Rasulullah, persoalan aqidah atau keyakinan ini tidak tampak, karena setiap permasalahan akan terjawab dengan turunnya wahyu, sumber kebenaran yang hakiki yang diturunkan kepada Nabi. Namun, setelah wafatnya beliau, muncullah persoalan-persoalan tentang aqidah yang menjadi perdebatan di antara para pemuka agama, mulai dari Khulafaur Rasyidin, Tabi'in, dan seterusnya. Sejalan dengan berkembangnya pemikiran Islam, lahirlah seorang tokoh bernama Ibn Taimiyyah pada tahun 661 H, yang mencoba menghidupkan kembali khazanah pemikiran Islam, yang semakin lama makin fakum. Ibn Taimiyyah mencoba memunculkan konsep Tauhid untuk meluruskan kembali Aqidah Islamiyyah yang mulai bergeser. Kemudian, setelah itu lahir tokoh muslim Abul A'la al-Maududi yang lahir pada tahun 1321 H. Kedua tokoh ini mencoba memahami dan menghidupkan kembali serta meluruskan kembali pola pikir kaum muslim dalam meyakini keberadaan Tuhan dan memahami ke-Mahaagungan-Nya untuk menjadi sesembahan. Namun, dalam perumusannya, kedua tokoh ini juga terdapat perbedaan yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Atas dasar perkembangan pemikiran itulah kemudian aqidah Islamiyyah mengalami pergeseran dan perbedaan. Inilah yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemikiran kedua tokoh, bagaimana keduanya memberikan pemahaman tentang tauhid, serta mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya. Maka, untuk mendapatkan tujuan yang sesuai, penyusun mencoba memahami pemikiran kedua tokoh lewat karya-karya dari tokoh tersebut yang penyusun dapat, kemudian mencoba membandingkannya. Maka, untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat, penyusun menggunakan pendekatan deskriptif-analisis-komparatif, yaitu mengumpulkan data dari sumber-sumber yang ada, kemudian memahaminya dan mencari persamaan serta perbedaan pemikiran kedua tokoh. Akhirnya, pada kesimpulan, bahwa konsep Tauhidullah yang disampaikan Ibn Taimiyyah dan Maududi merupakan produk manusia dalam rangka mencoba memahami keberadaan Sang Khaliq yang menciptakan kita semua. Bagaimana kita meyakini dan meng-esakan-Nya bahwa hanya Dia Tuhan Yang Maha Agung, Pencipta, dan Pemelihara alam semesta ini.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item