Husain Abdul Majid, NIM.: 20105050032 (2024) STUDI HADIS TENTANG SAHIBU MAKS DALAM SUNAN ABI DAWUD NOMOR 2937 DAN KETERKAITANNYA DENGAN PUNGUTAN LIAR. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (STUDI HADIS TENTANG SAHIBU MAKS DALAM SUNAN ABI DAWUD NOMOR 2937 DAN KETERKAITANNYA DENGAN PUNGUTAN LIAR)
20105050032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (958kB) | Preview |
|
Text (STUDI HADIS TENTANG SAHIBU MAKS DALAM SUNAN ABI DAWUD NOMOR 2937 DAN KETERKAITANNYA DENGAN PUNGUTAN LIAR)
20105050032_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (711kB) | Request a copy |
Abstract
Dalam memahami hadis, perlu menggunakan pemahaman-pemahaman yang tepat agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemahaman hadis terkadang ditemukan istilah-istilah dalam hadis yang jika diartikan secara tekstual akan terlihat kontradiksi dengan hadis-hadis yang lain, seperti istilah “sahibu maks” dalam hadis Sunan Abi Dawud nomor 2937 yang sering diartikan sebagai “orang yang memungut pajak”. Pemaknaan ṣāḥibu maks sebagai orang yang memungut pajak akan menjadi kontroversi, mengingat dalam Islam juga terdapat hukum-hukum yang mengatur tentang pajak, sehingga perlu dilakukan rekonstruksi makna dari istilah “sahibu maks” dari hadis tersebut. Problem dari penelitian ini adalah kualitas sanad dan matan dari hadis Sunan Abī Dawud nomor 2937, makna istilah “sahibu maks” dalam hadis tersebut, dan keterkaitan antara istilah “sahibu maks” dalam hadis tersebut terhadap fenomena pungutan liar. Penelitian ini disajikan untuk membahas tentang rekonstruksi makna ṣāḥibu maks dalam hadis Sunan Abī Dāwud nomor 2937 serta keterkaitannya dengan fenomena pungutan liar. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teori kesahihan sanad hadis Syuhudi Ismail untuk mengetahui kualitas sanad hadis tersebut, kemudian teori kesahihan matan hadis Salahuddin al-Adlabi untuk mengetahui kualitas matan hadis tersebut, metode pemahaman hadis Yusuf Qardhawi untuk mengetahui makna istilah “ṣāḥibu maks” dalam hadis tersebut, dan teori double movement Fazlur Rahman untuk mengetahui keterkaitan antara ṣāḥibu maks dengan fenomena pungutan liar. Hasil dari penelitian ini, pertama, ditinjau dari segi kualitas sanad hadis, maka hadis tersebut berkualitas hasan li żatih. Namun terdapat riwayat lain dengan kualitas sama yang menguatkan hadis utama tersebut, maka hadis hadis tersebut naik statusnya menjadi ṣaḥīḥ li gairih. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas matan hadis, maka hadis tersebut berstatus ṣaḥīḥ sehingga hadis tersebut tergolong dalam hadis maqbūl atau dapat diterima. Sehingga berdasarkan kualitas hadis tersebut, yakni ṣaḥīḥ, maka hadis tersebut dapat dijadikan ḥujjah. Kedua, setelah dilakukan rekonstruksi makna, istilah “ṣāḥibu maks” dalam hadis tersebut bermakna “penarik pajak ilegal” atau petugas penarik pajak tidak resmi, sehingga ancaman tidak akan masuk surga dalam hadis tersebut ditujukan kepada petugas penarik pajak tidak resmi (ilegal), atau penarik pajak yang tidak sesuai dengan aturan. Ṣāḥibu maks jika dikontekskan pada zaman sekarang ialah orang yang melakukan penggelapan, korupsi, atau pungutan liar. Ketiga, mengenai keterkaitan antara ṣāḥibu maks dengan pungutan liar, antara maks dengan pungutan liar memiliki persamaan dari segi pengertian, tujuan, maupun teknis. Sehingga dapat dikatakan bahwa pungutan liar termasuk bagian dari maks, sehingga pelaku pungutan liar dapat disebut sebagai ṣāḥibu maks.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si. |
Uncontrolled Keywords: | pungutan Liar; Sahibu Maks; Hadis |
Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.21 Ilmu Hadis |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1) |
Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
Date Deposited: | 28 Oct 2024 15:25 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 15:25 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68267 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |